Saat ini seluruh masyarakat di dunia digegerkan dengan wabah Virus Corona atau Covid-19, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Pandemi ini merubah tradisi kita dari awalnya masyarakat awam akan mencuci tangan setiap hari, menggunakan masker setiap saat, berjemur diri di bawah sinar matahari saat pandemi corona. Tentu ini berat, karena secara budaya dan psikologi kita tidak disiapkan dari mulai pola kebiasaan sosialisasi yang berubah, sistem pendidikan yang berubah, dan bertambahnya protokol-protokol kesehatan bagi pelajar. UNESCO menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 mengancam 577.305.660 pelajar dari pendidikan pra sekolah dasar hingga menegah atas.
Dampak langsung dari perubahan tradisi kita karena Covid-19 adalah memggunakan masker setiap hari, mencuci tangan seiap saat, menjaga jarak, berjemur diri dibawah matahari. Masyakat khususnya pelajar sangat enggan menggunakan masker saat sedang beraktivitas dengan adanya virus corona seluruh pelajar dituntut agar menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan setiap saat agar dapat memutus rantai penyebaran Covid-19. Tentu berat dengan adanya perubahan tradisi tersebut. Pelajar harus dapat bisa beradaptasi dengan cepat dan merubah pola kebiasaan sosialisasi antar pelajar, pola pendidikan yang sebelumnya luring atau luar jaringan menjadi daring atau dalam jaringan dan Hybrid (daring dan luring).
Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia semakin meningkat dengan bertambahnya kasus angka infeksi Covid-19. Sudah seharunya kita patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditentukan Pemerintah Indonesia. Peran penting dalam mematuhi protokol kesehatan adalah kita gencar melakukan sosialisasi tentang Prokes selama pandemi agar khususnya para pelajar tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, serta wajib menjaga jarak. Sosialisasi antar pelajar, antar masyarakat sangat penting untuk meningkatkan kesadaran diri sendiri mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan. Covid-19 dapat ditularkan dari Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin, Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, menyentuh benda dengan virus di atasnya, menyentuh mulut, hidung, mata sebelu mencuci tangan. Selain itu gejala yang timbul saat terkena infeksi virus corona adalah gangguan pernapasan, sakit pada tenggorokan, batuk, pilek, demam, letih dan lesu.
Situasi yang berubah menyebabkan pola hidup, pola tradisi, pola sosialisasi yang berubah. dengan adanya virus corona seluruh pelajar dituntut agar menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan setiap saat agar dapat memutus rantai penyebaran Covid-19. Pelajar harus dapat bisa beradaptasi dengan cepat dan merubah pola kebiasaan sosialisasi antar pelajar, pola pendidikan yang sebelumnya luring atau luar jaringan menjadi daring atau dalam jaringan dan Hybrid (daring dan luring). Sosialisasi antar pelajar, antar masyarakat sangat penting untuk meningkatkan kesadaran diri sendiri mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H