Lihat ke Halaman Asli

3 Muslim Turki

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama-tama, saya tidak bermaksud memberikan penilaian atau prejudice apapun terhadap orang atau golongan tertentu.  Seperti kata Ustadz Nouman Ali Khan, kita tidak boleh menghakimi/menilai seseorang, karena hanya Allah yang tahu niat/hati seseorang. Yang kita bisa (kalau ilmu kita cukup) adalah menilai perbuatannya, apakah benar atau salah.

Sekedar berbagi cerita.

Seperti biasa, saat berbuka puasa adalah juga kesempatan ngobrol dengan saudara-saudara muslim dari negara lain. Biasanya sih yang hadir: Indonesia (langganan tetap :D), India, Pakistan, Yaman, Somalia dan tentu saja tuan rumahnya, Turki.

Ketika kebetulan sedang ngobrol dengan orang Turki, disela-sela pembicaraan dia menyeletuk.  Dalam bahasa Indonesia kira-kira dia bilang begini, "Eh tau nggak, kalau ada 3 orang muslim Turki baru pertama bertemu di tempat baru dan berdiskusi, apa hasilnya ?"

Kita bilang tidak tahu.  Apa jawaban dia ?   Dia bilang, "AYO KITA BANGUN MASJID!"

Hehehe.. bingung menanggapinya seperti apa, geli-geli kagum.  Tidak usah heran dimana ada komunitas Turki yang cukup signifikan, maka akan banyak juga berdiri masjid Turki.

Memang, diantara masyarakat muslim yang saya pernah amati, orang Turki adalah yang paling "royal" dalam bersedekah.  Paling kelihatan adalah ketika sholat Jumat, saat kotak infak diedarkan, akan jarang terdengar bunyi gemerincing, karena mereka biasanya infaknya lembaran  :D.

Mungkin juga karena kebanyakan imigran Turki adalah dari kaum pengusaha/pedagang (uniknya, golongan ini jugalah yang sekarang bangkit dan  dominan di pemerintahan Turki pimpinan PM Erdogan).   Mungkin juga karena itu, khotbah jumat di masjid Turki tidak panjang/lama, karena mengakomodasi jamaahnya yang harus segera kembali bekerja.

Pantas saja (selain karena faktor sejarah) orang-orang Eropa serba salah dengan imigran dari Turki, walaupun terkesan "mbalelo"  (terutama karena nasionalisme mereka yang sangat tinggi)  tapi mereka memegang peranan penting di perekonomian, gak bisa seenaknya ditekan atau bahkan diusir.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline