Aksara terkoyak mati ditikam acuh
Aku, sang pembunuh kita yang di bakar bersama tembakau tadi sore
Telah mati atas nama kita!!
Kita menjadi partikel asing dalam kubu kubu khidmat selepas badai
Adalah aku dan kamu yang tak lagi merindu pada ruang gerak bersama
Api semangat hanya mengebul sesaat di atas cangkir kopi
Kemudian jatuh menjadi pahit di setiap bibir bibir ingatan
Hiduplah aku habislah kita
Jadilah saya disusul kamu
Debu pada lembar halaman, pada lembar alas tikar duduk kita, pada printer yang tak lagi mengeluarkan tinta
Adalah bentuk kesakitan literasi kita