Lihat ke Halaman Asli

Kinsky Gisela

Masih belajar

Jadi Fresh Graduate Saat Pandemi

Diperbarui: 22 September 2020   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

infia.co

Tulisan ini dibuat tengah malam, saat keadaan sekitar sudah sunyi, lampu rumah dimatikan dan saat seharusnya tubuh ini beristirahat.

Namun seperti banyak orang bilang, malam hari adalah waktu terbaik untuk merefleksikan diri, untuk merenung mengenai hidup. Jadilah saya di sini memberanikan diri untuk menulis artikel pertama saya sebagai salah satu cara untuk merefleksikan diri dan bercerita.

Sebagai mahasiswa, tentunya saat selesai sidang skripsi adalah saat yang menyenangkan. Hidup terasa bebas, seperti tidak ada hambatan lagi. 

Ucapan selamat dari teman dan keluarga berdatangan menyambut gelar baru yang akhirnya diterima setelah 4 tahun kuliah. Namun setelah euforia perayaan kelulusan itu selesai, diri ini berpikir: "what's next?"

Apa yang selanjutnya terjadi adalah pikiran "ok gue mesti cari kerja" di mana awalnya diri ini sangat bersemangat untuk lamar kesana kesini. Seminggu, dua minggu notifikasi e-mail masuk dengan update status lamaran. Belum cocok. Begitulah kira-kira isi e-mailnya.

Diri ini sadar bahwa banyak orang diluar sana yang tentunya juga mencari pekerjaan, terlebih di situasi pandemi ini dimana di media sosial banyak yang menceritakan bahwa mereka kehilangan pekerjaan karena pandemi ini. Artinya, bukan saja bersaing dengan para lulusan baru, namun juga harus bersaing dengan orang-orang yang telah memiliki pengalaman kerja lebih lama dari saya.

Lama kelamaan penat juga melihat portal lowongan pekerjaan. Biasanya jika sedang bosan atau hanya sekadar refreshing saya memutuskan untuk pergi jalan meskipun hanya jalan sendiri ke mall, atau main bersama teman-teman.

Namun lagi-lagi pandemi menghalangi segalanya. Tidak bisa berkumpul dengan teman, tidak bisa bebas pergi keluar rumah. Semua menjadi serba salah. 

Media sosial akhirnya menjadi tempat untuk mengusir kebosanan. Namun ternyata tidak mudah untuk selalu aktif di media sosial, khususnya ketika melihat update hidup teman-teman lewat akun media sosialnya.

Seakan-akan ketika melihatnya, kehidupan mereka lebih menyenangkan dari kehidupan kita sendiri. Mulailah kita membanding-bandingkan, dan ketika mulai membanding-bandingkan disitulah rasanya kita menjadi kecil hati. 

"Kok dia gini ya?" "Duh dia udah dapat kerja, kok gue belom ya?" "Duh lagi PSBB masih bisa jalan-jalan, gue juga mau jujur" "Dia produktif banget, kok gue gini-gini doang ya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline