Instan, otomatis dan online adalah kata-kata yang dekat dengan era ini. Jaringan internet bagaikan darah yang menjadi sumber kehidupan bagi era digital ini.
Era digital telah merubah banyak bidang dalam kehidupan manusia; di bidang ekonomi setiap tahun dapat kita rasakan perubahannya, salah satunya adalah pertumbuhan penjualan via online semakin hari semakin bertumbuh pesat.
Di bidang sosial pun kita dapat rasakan perubahan akibat era digital ini, manusia semakin terhubung satu dengan yang lain, kehidupan pribadi seseorang sekarang layaknya etalase yang mudah dilihat orang lain.
Di bidang pendidikan, perubahan di era digital ini sangat berdampak luas, salah satunya dengan terbukanya sumber-sumber informasi yang semakin mudah di akses dalam mendukung proses pembelajaran.
Era digital merubah semua bidang kehidupan manusia, baik perubahan positif maupun perubahan negatif. Termasuk pula perubahan dalam bidang keagamaan/gereja. Lantas bagaimana Gereja meresponi era ini? Happy atau Frustasi?
Ketika kita berbicara mengenai misi gereja, apakah yang kita mengerti dan pahami mengenai kata ini? Kata ini sendiri bagi sebagian kalangan di dunia telah dipahami sebagai sesuatu hal yang buruk, karena dikaitkan dengan trauma sejarah kekristenan yang disebut dengan Christendom, dimana berfokus pada pengkristenan daerah-daerah jajahan, biasa dikenal juga sebagai usaha Proselitisme.
Namun, pengertian misi dan cakupan sesungguhnya tidaklah demikian menurut David J. Bosch dalam bukunya Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi Yang Mengubahkan dan Berubah.
Menurutnya, paling sedikit terdapat 13 paradigma yang memperlihatkan luasnya pengertian dan jangkauan misi, yaitu: Misi sebagai Gereja; Misi sebagai Missio Dei; Misi sebagai Perantara Keselamatan; Misi sebagai Perjuangan Demi Keadilan; Misi sebagai Penginjilan; Misi sebagai Kontekstualisasi; Misi sebagai Pembebas; Misi sebagai Inkulturisasi; Misi sebagai Kesaksian Bersama; Misi Pelayanan seluruh umat; Misi Kesaksian kepada orang-orang berkepercayaan lain; Misi sebagai teologi; dan Misi sebagai aksi didalam pengharapan.
Misi yang dijalankan gereja pasti akan mengalami perubahan, baik bentuk maupun pola secara drastis di masa yang akan datang. Perkembangan gereja dan misinya akan berlanjut menuju era baru di dalam dunia digital.
Karena sebagian besar dunia telah terkoneksi dan globalisasi sebagai buah dari digitalisasi telah membawa peluang yang lebih besar dalam mengangkut Injil dan misionaris ke semua bagian dunia.