Lihat ke Halaman Asli

Cinta Tak Pernah Bertepuk Sebelah Tangan

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku buka, lagi dan lagi.
Ku yakinkan bahwa mata ini salah.
Ku baca, baca, dan baca lagi.
Memang tidak salah.
Ini dari dia.
Ada sesuatu yang hilang dalam diriku.
Namun ku tak merasa sakit,
Ya mungkin karena aku menyukainya
Bukan karena siapa dia.
Ku menyukainya karan tajam lidahnya.
Ku menyukainya karena asahannya yang teratur
Ku menyukainya karena madu yang dihasilkannya.
Ku menyukainya karena………
Ah tak mungkin ku ungkap semua…

Orang bilang cintaku bertepuk sebelah tangan.
Tidak, tidak, itu salah.
Aku tidak ingin bertepuk tangan
Aku Cuma ingin memberi.
Masih ingatkah?
“Tangan diatas jauh lebih baik daripada tangan dibawah”
Ya itulah cintaku, untuk memberi.
Agar aku bisa mengemis cinta dari-NYA.

Terima kasih banyak sayang buat surat undangannya.
Tapi, maaf jika ku tak bisa datang.
Bukan, bukan ku tak mau
Tapi engkau kan tahu jarak antara Jakarta dan Hong Kong?
Ya, waktu dan biaya yang lumayan besar.
Maaf jika ku egois.
Kan ku telpon engkau dihari kebahagiaanmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline