Lihat ke Halaman Asli

Gunung Sampah Makin Tinggi: Volume Sampah Tangsel Tembus 600 Ton per Hari, ini Kata Tubagus Aprilliadhi

Diperbarui: 28 April 2024   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali diterjang krisis sampah pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel mencatat lonjakan volume sampah hingga mencapai 600 ton per hari, meningkat 20% dari volume normal 500-600 ton kubik per hari. Situasi ini memicu kekhawatiran akan berbagai permasalahan lingkungan dan kesehatan masyarakat. 

"Dari normalnya per hari antara 500-600 ton kubik. Selama Lebaran H-1 dan H+2 volume sampah meningkat 20%" ucap Tubagus Aprilliadhi, Kepala Bidang Kebersihan, Tangerang Selatan, hari Minggu 14 april 2024.

April mengatakan, selama libur Lebaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan  pembagian tugas atau shift bagi petugas kebersihan. Sehingga pengangkutan sampah belum optimal seperti keadaan normal.
 

"Dalam situasi ini, kami telah mengatur penanganan sampah dengan mengalokasikan tugas dan shift bagi petugas kebersihan, meskipun ada beberapa petugas yang izin cuti. Meski demikian, kami tetap memastikan bahwa proses pengangkutan sampah tetap berjalan secara bertahap," ucap april

April juga menganjurkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan, sebab kesadaran menjaga lingkungan menjadi elemen penting bagi kelestarian Kota Tangsel. serta april menegaskan bahwa persoalan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, melainkan juga tanggung jawab setiap individu untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya.

"Dengan berkolaborasi dalam menangani masalah sampah, diharapkan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya akan semakin meningkat, sehingga masalah lingkungan dapat diminimalisir," kata dia

Krisis sampah di Tangsel merupakan cerminan dari permasalahan pengelolaan sampah yang masih belum optimal di Indonesia. Diperlukan upaya kolektif dan berkelanjutan dari semua pihak untuk mengubah kebiasaan konsumtif, meningkatkan pengelolaan sampah, dan membangun budaya hidup ramah lingkungan. Artikel ini diharapkan dapat menjadi pengingat dan pemicu aksi bagi masyarakat untuk bersama-sama mengatasi krisis sampah dan menciptakan masa depan yang lebih lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline