Lihat ke Halaman Asli

Pengakuan Seorang Koruptor

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12980496671179452221

[caption id="attachment_91755" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

" Selamat siang, Bapak ! Silahkan dilihat-lihat dulu, barang kali ada yang cocok"  suaraku mempersilahkan dua orang costumer dari Indonesia yang datang ke Jewelry tempat aku bekerja. Aku dan temanku ditugaskan untuk menghandle mereka mengelilingi showroom yang menjual berbagai macam batu-batu permata serta berlian. Sesekali mereka menanyakan nama batu-batu yang mereka amati.

Sesaat kemudian satu diantara mereka berdua meminta ijin untuk pergi ketoilet. Sedangkan aku dan temanku melanjutkan berkeliling showroom dengan costumer satunya lagi yang ternyata mereka berdua adalah kakak beradik. Costumer itu menolak ketika ditawari batu sapire yang terkenal kwalitasnya bagus dan lebih memilih membeli blue topas yang harganya sekitar enam jutaan. Costumer yang ketoilet tadi datang dan telah bergabung dengan adiknya. Mereka bertanya apakah kami berdua orang asli indonesia? dan kenapa bisa bekerja di Jewelry? Setelah ngobrol kesana kemari mereka mengaku ternyata seorang pejabat sebuah Bank di Indonesia. Mereka juga mengaku uang yang mereka buat belanja dan jalan-jalan adalah bukan uang mereka sendiri melainkan milik negara. Sesaat aku dan temanku terdiam mendengarkan mereka bercerita sambil sibuk menulis Bill pembelian batu yang mereka pilih serta meminta Card untuk diserahkan kekasir. Dan satu lagi yang membuat aku tersenyum adalah mendengar kata-kata salah satu dari mereka bahwa " Para pejabat negara saja bisa korupsi kenapa kita tidak" waduh mak nyak kalau semua pejabat berfikir seperti itu bagaimana nasib bangsa Indonesia ya. Tapi selama bekerja ditempat ini aku jadi tahu ternyata orang indonesia lebih royal berbelanja di luar negeri. Dan orang Indonesia sangat di Istimewakan disini karena berani membeli batu-batu tersebut dengan harga ratusan juta. Bangkok, 18 february 2011 Kine Risty




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline