Lihat ke Halaman Asli

Gajah Mada Dimata Masyarakat Jawa Barat?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gajah Mada nama yang tidak asing bagi segenap masyarakat Indonesia, sejak Sekolah Rakyat sampai diganti jadi Sekolah Dasar sudah diperkenalkan sebagai sosok Maha Patih Kerajaan Majapahit yang gagah perkasa di kenal juga sebagai pencetus SUMPAH PALAPA yang ingin mempersatukan seluruh wilayah nusantara bahkan menurut Sejarah di Jaman Majapahit wilayah kekuasaannya sampai wilayah Asia Tenggara.

Nama besar ini diakui oleh segenap masyarakat Indonesia bahkan diakui sebagai pahlawan sehingga Nama Gajah Mada banyak diabadikan sebagai nama jalan hampir diseluruh Indonesia baik Kabupaten maupun Kota rata rata memiliki nama jalan Gajah Mada.

Tapi ada yang menarik bagi penulis di wilayah Jawa Barat baik Kabupaten maupun Kota dimulai ujung barat ( sekarang Propinsi Banten ) Wilayah Bogor (Sukabumi Cianjur,Bogor,Depok) Wilayah Purwakarta (Bekasi,Karawang,Subang,Purwakarta) Wilayah Priangan (Bandung,Sumedang,GarutTasik,Ciamis) dan Wilayah Cirebon (Cirebon,Kuningan,Majalengka), adakah yang mencantumkan Nama Gajah Mada sebagai nama jalan utama atau nama jalan kecil  (mohon maaf apabila ada mhn dikoreksi)

Hal ini cukup menarik untuk diteliti apakah bagi masyarakat Jawa Barat Gajah Mada bukan merupakan tokoh yang cukup layak untuk diabadikan buat nama jalan ? mengapa demikian ? konon dikisahkan dalam Sejarah adanya keinginan Raja Hayam Wuruk ingin memperisteri Putri dari Kerajaan Pajajaran Dyah Pitaloka hal itu disetujui oleh Raja Pajajaran, konon berangkatlah Putri Dyah Pitaloka dengan dikawal oleh utusan dari Pajajaran menuju Majapahit untuk dipertemukan dengan Raja Majapahit Hayam Wuruk tapi sebelum sampai di Majapahit rombongan utusan Raja Pajajaran dicegat oleh Gajah Mada ( belum mengetahui alasannya untuk mencegat calon Pramesuri Rajanya) dikenal dengan Perang Bubat sehingga rombongan utusan dan Putri Dyah Pitaloka gugur sebelum bertemu dengan Hayamwuruk, apakah alasan ini  masyarakat Kerajaan Pajajaran ( Jawa Barat) sekarang ini ada rasa marah dan tidak simpatik kepada tokoh Gajahmada?  sepertinya ada kesepakatan yang tidak tertulis dari dulu sampai sekarang belum ada daerah di jawa barat yang mengabadikan Gajahmada sebagai nama jalan, betulkah demikian?? Wallahu alam ,ini hanya pemikiran reka2  penulis pribadi mungkin ada pembaca yang lebih tahu dan bisa memberikan pencerahan. salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline