Lihat ke Halaman Asli

Kinanti Annisa Putri Dianri

Mahasiswi di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Api dan Air Tidak Bisa Bersatu, Kata Siapa? Review Film Kartun Elemental

Diperbarui: 14 September 2024   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan nyata, adalah sebuah pengetahuan umum bahwa api dan air tidak akan mungkin bisa bersatu dalam kondisi apapun. Pasti sang air akan memadamkan api yang malang, atau malah semakin membuatnya membara. Namun, logika ini terbantahkan dalam film ini melalui kekuatan cinta.

Pada 16 Juni 2023, Disney merilis film animasi berjudul Elemental: Forces of Nature untuk menyelebrasikan ulang tahunnya yang ke-100. Film ini membawa kita ke dunia di mana elemen dasar—api, air, udara, dan tanah—memiliki kepribadian dan kemampuan mereka sendiri.

Diawali dengan kedua sepasang suami istri berelemen api, yaitu Barnie dan Cinder, yang merantau dari kampungnya menuju Element City, berharap mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Setelah melewati beberapa kesulitan sebagai perantau, mereka mengelola toko kelontong dan dikaruniai seorang putri yang kemudian diberi nama Ember Lumen.

Ember tumbuh menjadi seorang gadis berelemen api yang energik, sumbu pendek, dan sangat mengagumi ayahnya. Ia bertekad untuk menjaga warisan keluarga dan menggantikan ayahnya menjadi kepala toko kelontong. Keluarga kecil berelemen api itu menjalani kehidupan yang penuh dengan kebanggaan dan tradisi.

Namun, hidup Ember berubah di hari Red Dot Sale. Hari itu, ia menggantikan ayahnya sejenak untuk menjadi kepala toko kelontong. Sayang sekali, Ember masih kurang bisa menahan amarahnya saat menghadapi pelanggan yang terlalu menyebalkan sampai ia meledak dan melelehkan pipa air di basement tokonya. Karena ledakan amarah api itu, pipa pun bolong yang membuat air menerobos masuk membanjiri basement-nya. Saat itulah Ember tidak sengaja bertemu dengan Wade Ripple, seorang pria berelemen air yang santai dan ramah.

Terkejut dengan kedatangan seseorang berelemen air di tanah api, Ember kelabakan sampai membuat kesalahan yang jika dibiarkan akan berujung menjadi bencana, yaitu toko kelontong ayahnya bisa saja akan ditutup paksa. Melalui kejadian inilah, Wade dan Ember bekerja sama untuk membereskan masalah.

Selama perjalanan mereka, Ember dan Wade tidak hanya menghadapi masalah eksternal tetapi juga belajar banyak tentang diri mereka sendiri dan satu sama lain. Mereka menemukan bahwa meskipun mereka berasal dari elemen yang berbeda, mereka memiliki banyak kesamaan dan bisa saling melengkapi. Hubungan mereka berkembang dari saling curiga menjadi persahabatan yang kuat kemudian menjadi cinta yang saling menghargai perbedaan. Dengan kekuatan cinta tersebut, elemen api dan air akhirnya bisa menyatu dan bersentuhan secara bebas.

Film ini mengajarkan pesan tentang pentingnya toleransi, empati, dan saling memahami. Meskipun Ember dan Wade datang dari latar belakang yang sangat berbeda, mereka mampu menemukan titik temu dan bekerja sama untuk melindungi dunia mereka.

Kelebihan dari film ini ialah visualnya yang memukau. Dengan desain elemen yang sangat hidup dan ragam warna yang ditonjolkan pada film ini, membuat penonton tidak menjadi bosan dan menimbulkan kesan segar. Masing-masing elemen memiliki gaya yang unik dan menarik. 

Pesan yang disampaikan oleh film ini pun sangat bagus dan patut dicontohkan oleh segala kalangan, apalagi anak kecil yang menjadi target pasar utama film ini. Sementara kekurangannya adalah alur cerita yang terlalu klise. Sudah banyak sekali animasi yang menceritakan mengenai dua individu dari latar yang berbeda kemudian bersatu, sehingga akhir cerita ini seakan sudah dapat ditebak sedari awal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline