Lihat ke Halaman Asli

Rendahnya Perekonomian Warga Nyalindung

Diperbarui: 12 Maret 2019   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Salah satu keadaan rumah milik Warga Nyalindung, Sukabumi (Ibu Umah, Dokpri)

                                                     

Nyalindung -- Bekerja adalah salah satu cara untuk mendapatkan sumber penghasilan untuk membiayai kehidupan. Semua orang mencari pekerjaan yang terbaik untuk bisa menghidupi dirinya dan keluarganya. 

Warga Kecamatan Nyalindung pun melakukan hal yang sama. Mereka memanfaatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Kecamatan nyalindung adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Sukabumi. Kecamatan ini terdiri dari 48.193 jiwa.

Menurut, Tenaga Kerja Kesejahteraan Sosial Kecamatan Nyalindung, Awan (46), warganya kebanyakan bermata pencarian sebagai buruh tani, perekonomian di Kecamatan Nyalindung ini masih terbilang rendah, karena rata-rata dari mereka hanya menjadi buruh sedangkan pemilik sawah, perkebunan, dan hewan ternak seperti ayam, sapi dan domba adalah orang-orang dari luar yang sengaja berinvestasi disini. 

Sebenarnya Pemerintah pun sudah banyak membantu seperti memberi hewan ternak untuk dikembangkan, bantuan-bantuan untuk keluarga yang kurang mampu, namun karena kurangnya pemahaman dan edukasi menjadikan para warga kurang bisa mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimiliki, contohnya, pemerintah memberi bantuan modal berupa hewan ternak kepada warga, namun hewan itu malah dijual sehingga tidak ada lagi yang bisa dijadikan sumber penghasilan, padahal bila mereka mengerti mereka seharusnya mengembangbiakan hewan ternak tersebut supaya mempunyai nilai jual yang tinggi dan mereka mampu untuk membiayai kehidupannya sendiri. 

Sebenarnya, tidak semua warga Nyalindung menjadi buruh tani ada juga yang menjadi pengusaha namun jumlahnya tidak banyak masih bisa dihitung jari.

Warga Nyalindung mendapatkan penghasilan rata-rata Rp10.000 -- Rp30.000 perharinya. Namun, bila hasil panen sedang baik penghasilan merekapun bisa lebih baik dari itu, tapi cuaca saat tidak menentu dan ini menjadi salah satu cobaan berat bagi mereka karena hal tersebut, sawah mereka bisa saja gagal panen dan mereka akan rugi. Tentu hal itu dapat mempengaruhi perekonomian mereka, karena mereka hanya menggantungkan hidupnya dengan bertani.

 Menurut Warga Nyalindung, Umah (60) dan Tuti (50) keadaan perekonomian mereka bisa terbilang rendah, pendapatan Umah (60)  dari bertani perhari berkisar Rp30.000, sedangkan Tuti (50) pendapatannya hanya berkisar Rp10.000. 

Bantuan dari pemerintah belum sepenuhnya mereka rasakan, karena belum meratanya sistem pembagian bantuan. Padahal mereka perlu bantuan berupa modal untuk usaha ataupun hal yang menunjang untuk pertanian, agar mereka bisa memperbaiki perekonomian mereka sendiri.

Awan (46) berharap bahwa pemerintah tidak hanya memberikan modal namun memberikan penyuluhan sebagai pendamping kepada warga di Kecamatan Nyalindung, supaya warga Nyalindung bisa lebih memanfaatkan apa yang diberikan, dan hasil yang diharapkan adalah perekonomiannya bisa lebih maju. 

Penyuluhan ini dilakukan karena kurangnya SDM yang bisa memberikan pengetahuan mengenai hal ini. Sebagai Warga Nyalindung, Umah (60) dan Tuti (50) juga memiliki harapan mereka ingin pemerintah lebih memerhatikan kondisi rakyatnya salah satunya dengan memperbaiki sistem pembagian bantuan yang lebih baik, lebih adanya pengawasan agar bantuan-bantuan tersebut lebih merata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline