Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Sampah E-Waste

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12948159741964499958

[caption id="attachment_84320" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Volume sampah e-waste semakin bertambah. PBB mencatat ada 20-50 juta ton limbah elektronik per tahun dari seluruh dunia. 70 % dari limbah elektronik tersebut dibuang ke negara-negara miskin dan berkembang. E-waste menjadi masalah karena kecepatan regenerasi yang dipengaruhi perkembangan teknologi. Ketika barang-barang elektronik tersebut rusak, pembuangannya akan mengalami kesulitan karena tidak semua tukang servis atau pemulung mau menerima rongsokan yang sudah kadaluarsa dan tidak memiliki pasar lagi. Salah satu jenis limbah elektronik yang pertumbuhannya tercepat adalah telepon seluler. E-waste bisa menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan manusia karena sampah tersebut merupakan sumber toksin (racun), termasuk zat karsinogenik (penyebab kanker). Zat kimia berbahaya yang dikandungnya antara lain : 1. Merkuri, dapat merusak otak dan ginjal, berbahaya untuk perkembangan janin. 2. Berilium, merupakan karsinogen dan debunya dapat menyebabkan penyakit paru-paru. 3. Kadmium, dapat merusak ginjal dan tulang. 4. PVC, jika dibakar menjadi abu akan menghasilkan dioksin yang sangat beracun. 5. Bromin, menyebabkan kerusakan tiroid dan mengganggu perkembangan janin. 6. Barium, menyebabkan gangguan lambung dan usus, kelemahan otot, kesulitan bernapas, kenaikan ataupun penurunan tekanan darah. 7. Kromium, dapat merusak hati dan ginjal, meningkatkan resiko kanker paru-paru, serta menyebabkan bronkitis asma. 8. Timah, merupakan racun syaraf, membahayakan ginjal dan sistem reproduksi, dapat merusak perkembangan mental anak. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasi masalah sampah e-waste tersebut : 1. Membeli barang-barang elektronik sesuai kebutuhan. 2. Membeli produk yang dapat di-upgrade dengan mudah. 3. Pilih baterai yang mudah diisi ulang (rechargeable). 4. Jangan buru-buru mengganti ponsel dengan yang baru bila ponsel tidak rusak. 5. Jangan buru-buru membuang komputer lama kalau masih bisa di-upgrade. 6. Hubungi perusahaan yang memproduksi e-waste tersebut, tanyakan apakah limbah itu diproses, di mana dan bagaimana caranya. 7. Kesadaran masyarakat akan sampah elektronik harus ditingkatkan. ( dari berbagai sumber )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline