Kalau eMak-eMak sudah turun kejalan untuk melakukan demonstrasi dan deklarasi diseluruh Indonesia, tandanya SITUASI NEGARA SUDAH PARAH KONDISINYA. .
Fenomena Neno Warisman yang di persekusi di Pekanbaru Riau dan di Surabaya, membuat banyak kalangan bertanya tanya kepada pihak pemerintah terutama kepada lingkung kekuasaan Presiden Joko Widodo serta kepolisian serta TNI, masihkah Pemerintah, Kepolisian dan TNI berada pada posisi netral ? Dalam menghadapi tahun politik saat ini menuju Pilpres dan Pilleg 2019 mendatang.
Sangat terlihat nyata pada kejadian persekusi di Pekanbaru Riau kemarin, memang sengaja ada dan dimunculkan pihak yang kontra kepada gerakan #2019GantiPresiden, lalu dengan alasan adanya yang kontra inilah dijadikan dasar oleh Kepolisian untuk mengatakan pelarangan kepada aksi #2019GantiPresiden bahwa akan ada kemungkinan kuat terjadinya konflik horizontal makanya pihak Kepolisian harus turun serta memblokade pihak #2019GantiPresiden.
Didalam pengamatan banyak pihak, kenapa pihak yang mendukung Jokowi-Ma'ruf bisa sewenang wenang melakukan orasi yang sama pada waktu yang sama dan berkesan pihak Kepolisian sangat berpihak kepada kelompok pendemo dari Jokower-Projo-Cebong yang terdiri dari para preman bayaran. Ini kenyataan yang disaksikan oleh banyak masyarakat dan videonya sangat luas beredar.
Tokoh Neno Warisman dan teman perjuangannya, akhir akhir ini sangat intensif melakukan kunjungan deklarasi kepada simpul masa diberbagai daerah, karena para eMak-eMak di seluruh Indonesia saat ini mau turun ke jalan sambil membawa panci, dandang, alat-alat masak karena situasi beban kehidupan didalam masyarakat sudah sangat semakin berat.
Dalam beban kehidupan yang berat saat rezim Jokowi ini, maka para eMak-eMak-lah yang sangat merasakan dampaknya. Oleh karena itu, munculnya tokoh eMak-eMak pejuang bernama Neno Warisman mendapat sambutan yang hangat disemua daerah NKRI saat ini.
Misi para eMak-eMak yang digerakkan oleh Neno Warisman adalah menyampaikan aspirasi eMak-eMak yang banyak mengalami terpaan beban kehidupan dari dampak ekonomi nyungsep yang sangat berat dan tidak bisa disolusi oleh Pemerintahan Joko Widodo saat ini..
Cara persekusi dan gaya otoriterianisme dan premanisme yang didukung pemerintah pusat saat ini, telah direkam oleh banyak pihak dan kalangan di Indonesia. Cara dan gaya kotor ini adalah bentuk pembungkaman kehidupan Demokratisasi di Indonesia. Malah dari beberapa kalangan menyatakan bahwa cara dan gaya kotor Pemerintahan saat ini membungkam kehidupan demokrasi, sangat bisa menjadi bibit unggul munculnya berbagai konflik horizontal.
Fenomena Neno Warisman adalah melambangkan munculnya gerakan baru di Indonesia yang disuarakan oleh para eMak-eMak dengan kekuatan dan kebersamaan layaknya lebih kuat dari partai yang ada.
Memang aspirasi rakyat saat ini sepertinya hanya bisa disampaikan dan disuarakan MELALUI PARTAI eMAK-eMAK. Hidup Partai eMak-eMak, semoga anda sekalian bisa membantu rakyat untuk memekanisasikan aspirasi seluruh rakyat Indonesia. (Kinan Lambong)
Hidup Partai eMak-eMak !!!