Oleh: Kim Rana
Dirinya adikara kata
Aksa dari kealpaan wacana
Tutur anggun nan elok ia baca
Laksana tirta berjujai mengalir
Tak henti walau menerjang bahaya
Ia enggan berceloteh cempala
Pun enggan menghardik walau didera
Bila bercakap bak benang raja
Warna-warni sedap ditangkap telinga
Namun entah mengapa
Kini sang pujangga acap bermuram durja
Dirinya termangu hampa
Menimbulkan kalimat menjelma bumantara
Ah.. Begitu..
Barulah hamba memahami
Mengapa sang pujangga kusut muka
Rupanya, aksara tengah berkelana.
5:08 PM, 5 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H