Dakwah tidak hanya sebatas dilakukan di mimbar. Kecanggihan teknologi dalam masa perkembangan dunia sains teknologi dan komunikasi secara pesat menyisakan peran teknologi sebagai media penyampaian dakwah. Dakwah dapat disampaikan melalui media-media baru, meliputi media audio, visual, dan audiovisual, sementara media audiovisual yang paling efektif dalam penyampaian dakwah (Nursyamsi, 2018:92). Media memegang peranan penting dalam proses berdakwah. Media dakwah meliputi alat perantara penyampai pesan penghubung antara da'i dan mad'u.
Perkembangan seni pertunjukan secara masif dan pesat menempatkan seni pertunjukan sebagai bagian penting dalam ilmu pengetahuan. Mulai dari proses berburu, meniru, magi, sampai lahirnya teks drama panggung sebagai bagian unsur drama, merupakan sejarah seni pertunjukan yang sangat penting. Abad 20 menjadi sangat penting karena dalam 100 tahun dunia mengalami pelbagai perkembangan dan peristiwa-peristiwa besar, dampak yang ditimbulkan sangat luas, termasuk terhadap seni pertunjukan. Penemuan laser dan Computerized Tomography Scanner (CT Scan) oleh Albert Einstein pada tahun 1917 berkembang setelah 1960 ilmuwan berhasil menjalankan fungsi laser pertama kalinya. Dunia teknologi terus berkembang hingga ditemukannya kamera digital dan situs WWW atau website pada Maret 1989 oleh Tim Berners-lee, ahli perangkat lunak pada tahun 1990. Penemuan web kemudian mengubah cara komunikasi dan pengaksesan informasi manusia. Teknologi komputer juga secara pesat berkembang, pada akhirnya terjadi revolusi digital saat perangkat keras kemudian perangkat lunak dapat dengan mudah diakses dan dijangkau masyarakat. Media digital yang terus berkembang yang kemudian dimanfaatkan dalam beberapa bidang keilmuan termasuk seni pertunjukan. Seni pertunjukan multimedia memungkinkan penggunaan teknologi dan perangkat lunak komputer dalam proses produksi seni pertunjukan. Penggunaan VR, CGI, dan lain sebagainya merupakan bentuk pemanfaatkan teknologi dalam proses pemproduksiannya.
Masa pandemi Covid 19 menyisakan dampak positif terhadap perkembangan teknologi maupun pemerataan akses penggunaan teknologi komunikasi. Meski kesenian khususnya teater, tari, musik, menghadapi daya hancur pandemi Covid 19, hampir seluruh negara di dunia menerapkan pembatasan sosial bagi para warganya, hal ini berdampak pada semakin banyak orang yang menggunakan teknologi digital sebagai media komunikasi. Selama karantina, masyarakat acap kali mengetahui pelbagai peristiwa politik, kesenian, agama, sastra, hingga hiburan melalui pertunjukan-pertunjukan digital yang memanfaatkan teknologi virtual.
Pertunjukan virtual yang meliputi berbagai disiplin memungkinkan penonton merasakan seolah-olah dibawa menuju ke wilayah, ruang, dan waktu yang sangat jauh, mengenali kajian kritis tentang bentuk dan makna serta korelasi seni, teknologi, dan sains. Dramaturgi diperluas sebagai suatu interdisiplin yang memiliki peran sentral mengejutkan, dimainkan dalam berbagai sistem rekayasa serta berpotensi unik menyatukan berbagai disiplin ilmu (termasuk teknik mesin, sosiologi, psikologi, studi budaya, estetika, dan kinerja) yang sudah lama dianggap terpisah. Secara radikal seni pertunjukan teater berubah karena popularitas teknologi baru dan teater beradaptasi dan memprediksi kemunculan mesin-mesin yang kemungkinan akan muncul beberapa tahun ke depan.
Pemanfaatan seni pertunjukan teater sebagai media penyampaian dakwah merupakan strategi dakwah yang sangat strategis. Setiap manusia memiliki pilihan-pilihan dalam hidup dan pilihan tersebut memberikan dampak-dampak baik maupun dampak buruk (Fariha, 2013:26). Selama ini dakwah dilakukan melalui metode ceramah atau komunikasi satu arah, tanpa mengecilkan peran tersebut, perlu adanya strategi-strategi dakwah yang lebih substantif, objektif, efektif, aktual, dan faktual (Aripuddin, 2012: 3). Melalui pemanfaatan seni pertunjukan media baru, diharapkan masyarakat lebih mudah memperoleh pencerahan dalam bidang keagamaan dengan tampilan-tampilan baru. Menonton pertunjukan multimedia dengan tujuan dakwah memberi dampak yang berlapis. Pertunjukan multimedia saat ini sedang diminati sebagai dampak tingginya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat.
Generasi muda memegang peranan penting dalam proses penyampaian dakwah melalui kesenian digital. Generasi muda islam sudah saatnya mengerti dan turut memanfaatkan situasi-situasi krusial ini. Fenomena populernya aplikasi sosial media audiovisual di kalangan generasi mudah harusnya dapat dimanfaatkan sebagai media penyebaran konten-konten dakwah. Teater sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan memiliki peranan penting sebagai media edukasi, selain sebagai media hiburan. Pemroduksian teater sebagai media dakwah harus digaungkan, generasi muda islam harus tanggap, semakin peka terhadap permasalahan masa kini yang dapat diangkat menjadi sebuah pertunjukan teater basis multimedia. Penulis merangkum beberapa poin penting terkait permasalahan ini, yaitu:
- Minat masyarakat terhadap konten-konten digital meningkat beberapa tahun belakangan, khususnya di masa pandemi.
- Generasi muda islam khususnya seniman adalah insan kreatif yang dapat berkarya dengan menambahkan unsur dakwah dalam tujuan proses kreatif mereka.
- Dakwah adalah perbuatan mulia, dakwah dapat disampaikan di mana saja dan melalui media apapun, baik tradisional maupun media baru.
- Teater dipilih karena teater merupakan salah satu seni pertunjukan yang sangat kompleks, memuat berbagai unsur kesenian, baik musik, drama, tari, dan bidang ilmu ataupun kesenian lainnya.
- Seni pertunjukan tradisional juga ada yang dapat memasukkan unsur dakwah dalam pertunjukannya, seperti wayang. Teater bangsawan juga memuat unsur-unsur islami di beberapa lakon-lakonnya.
- Semua aspek kesenian perlahan beralih, bertransisi mengembangkan bentuk-bentuk baru dengan memanfaatkan teknologi digital.
- Tanpa mengecualikan pentingnya generasi lain, generasi muda seharusnya memiliki kepekaan dan ketanggapan yang lebih terhadap berbagai permasalahan yang terjadi belakangan, termasuk melihat peluang-peluang penyebaran ilmu-ilmu keislaman.
- Pertunjukan teater merupakan salah satu pertunjukan kesenian strategis dalam penyampaian dakwah, bentuk pertunjukan virtual melalui menyebaran di sosial media.
- Melalui pertunjukan kesenian dengan pemanfaatan media baru berbasis teknologi, melatih generasi muda untuk lebih dekat dengan teknologi, turut andil dalam proses percepatan era revolusi industri 4.0.
- Teater adalah kerja kolektif, saling bekerjasama antara dramaturg, penulis naskah, sutradara, dan lain-lain dapat melatih nilai-nilai kebersamaan dan kerja keras.
- Proses ini menyisakan nilai-nilai positif, bukan hanya nilai kebersamaan, tetapi juga turut mengambil eksistensi sebagai the best youth islamic generation in ramadan.
- Bulan ramadan adalah bulan berkah, tanpa mengecualikan bulan-bulan lain, bulan ramadan acap identik dengan puasa dan berusaha berbuat kebaikan sebanyak mungkin. Di masa pandemi, penerapan pembatasan sosial menyisakan persoalan dilarang membuat kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan. Tanpa mengurangi esensi dan kepentingannya, dakwah secara tatap muka di masa pandemi memungkinkan menciptakan kerumunan dan dirasa kurang efektif. Meski saat ini telah diberlakukan kelonggaran-kelonggaran, namun kebiasaan selama dua tahun belakang menyebabkan masyarakat harus lebih terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara daring. Situasi ini sangat strategis dan harus segera dimanfaatkan. Generasi muda islam, khususnya seniman-seniman muda islam dapat berkarya dengan menambahkan tujuan dakwah terhadap karya-karyanya. Pertunjukan teater multimedia tersebut dapat dipublikasikan melalui platform-platform digital, fokus penyebaran pada sosial media yang sedang viral, dan mengangkat isu-isu terkini. Konsep tersebut harusnya dapat dimaksimalkan selama bulan suci ramadhan.
DAFTAR PUSTAKA
Acep Aripudin. (2012). Dakwah Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Farihah, I. (2013). Media Dakwah Pop. AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 1(2), 25-45.
Nursyamsi, Y.F. (2018) Analisis Wacana Pesan Dakwah pada Film Cinta dalam Ukhuwah dalam Tabligh. Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 3(1), 91-110.