Pagi ini di Twitter ada penampakan Tweet dari seorang kompasianer yang sudah tidak asing (artinya milik negara, bukan milik asing), yaitu Om Jay. Tweet Om Jay tersebut berisi artikel yang ditulisnya di kompasiana dengan judul Apa Motivasimu Menulis di Kompasiana? Ngomong-ngomong soal motivasi menulis di kompasiana, seperti yang ditanyakan Om Jay, saya terbilang (terkatakan) yang punya motivasi berbeda. Bagi saya menulis di kompasiana itu untuk menyalurkan ide menulis karena menulis di buku sekarang sudah tidak keren. Menulis di diari itu lagu lama, sedangkan menulisi agenda boss di kantor itu keterlaluan, bisa di-PHK. Untungnya saya punya banyak teman senasib. Salah satunya pembawa ajaran sesat Koplak yang tergabung dalam Koplak Yo Band. Sebelum anda menuduh macam-macam dan mengatakan Koplak Yo Band sebagai sekte baru di kompasiana, perlu saya ingatkan, bahwa tidak ada yang menarik dari sekte ini. Ini bukan sekte klandestin atau sejenisnya. Dalam sekte koplak ini satu yang diharuskan, yaitu anda harus tertawa sebanyak-banyaknya. Setelah tertawa dan gigi-gigi anda kering, nah itu tandanya anda harus minum dulu dan setelah itu tertawa kembali sebanyak-banyaknya. Koplak Yo Band ini kemarin baru saja mensponsori sebuah acara penting (atau tidak penting, tergantung yang punya kepentingan), bertemu dengan seorang penting di kompasiana. Sekali lagi arti kata penting itu relatif, hampir sama relatifnya dengan hukum relativitas Einstein yang semakin hari semakin relatif dimengerti oleh banyak orang, termasuk saya yang relatif lemot. Tentu anda bertanya siapa orang penting tersebut? Tanpa berpanjang kata dan kalimat saya jawab, beliau adalah Pak Ahmad Jayakardi. Mengapa Pak AJ ini penting? Karena di tahun 1977, dimana mungkin anda belum lahir, beliau telah nelakukan satu-satunya demo koplak sepanjang sejarah pemerintahan Republik Indonesia berdiri. Dalam acara meet up yang diadakan di Cilandak Town Square kemarin, sebenarnya banyak anggota koplak atau teman-teman lain yang ingin bertemu dengan Pak AJ. Semula acara akan diadakan sekitar jam 13.00 siang WCTS (waktu cilandak town square). Namun kemudian acara dimajukan karena Pak AJ, meskipun sudah punya cucu yang baru tumbuh giginya, memiliki kesibukan ekstra tinggi. Saya, jujur, tidak tahu apa kesibukan tersebut, apakah menimang cucu atau asyik menulis cerita pewayangan. Hal yang jelas bagi saya adalah Pak AJ orang yang sarat pengalaman melihat rambut dan jenggotnya yang sudah memutih (bully). Demikianlah, akhirnya saya dan beberapa orang teman yang koplaknya merasa paling baik dibandingkan orang lain (catet: merasa) bertemu Pak AJ. Pertemuan yang asyik dan jelas banyak tawa ngakak. Pertemuan diadakan di restoran Over Rice yang memiliki slogan South East Asian Fusion Specialist. Dilihat dari slogannya, restoran ini agak mirip dengan jualan terbaru RIM BlackBerry, yaitu Mobile Fusion (ngasal). Ikut hadir dalam meet up ini selain saya sendiri adalah Babeh Helmi, mbak Yayat, Mbak Dessy, Mbak Dina, Mas Alex, Mas Indra bersama istri, mas Trihito dan yang terakhir datang mbak Ida. Tentunya banyak manfaat bertemu dengan orang secuek dan se-koplak Pak AJ. Hal yang terpenting adalah sharing pengalaman tanpa harus menggurui dan tentunya gratis alias tanpa bayar. Coba tanya ke Pak SBY, mau nggak sharing pengalaman gratisan. Ssaya kira nanti malah menawarkan,"Dengarkan Curhatku". (Viera Mode On) Hal lain adalah banyak teman yang datang dan membawa oleh-oleh. Mas Alex yang jauh-jauh dari seberang (kali) membawa Kopi Luwak, Sambel botolan, Kerupuk dan Kopi Bubuk. Mbak Dessy membawa makanan khas Padang sebagai oleh-oleh. Saya sendiri sama mbak Dina cukup bawa diri saja karena memang nggak bawa apa-apa. Sementara Pak AJ membawa topi, mas Indra malah bawa istri (bukannya bawa oleh-oleh dari Vietkong). Sementara Mbak Yayat membawa bebeknya sampai parkiran, persis seperti yang dilakukan Mas Trihito, sedangkan Babeh Helmi karena hari masih siang tidak jadi bawa menyan dan sajen. Sayangnya Pak AJ karena kesibukan beliau tidak sampai selesai ber-meet up (bukan make up). Beliau memang banyak kesibukan, jadinya harus pulang duluan, mungkin mengurusi gigi cucunya atau mencari cerita koplak lain sewaktu masih mahasiswa untuk dibagi lagi di kompasiana. Jam 15.00 WCTS, acara meet up tersebut akhirnya berakhir. Sewaktu membayar tagihan, pihak restoran memberikan 10 voucher makan @Rp5.000 yang berlaku hingga tanggal 8 Mei 2012. Nah bagi anda yang beruntung, sebagai orang yang pegang voucher tersebut, saya secara sepihak dan tidak perlu kompromi dengan yang lainnya akan memberikan 10 voucher tersebut bagi siapa saja yang berkomentar terkoplak sesuai dengan selera koplak yang saya miliki. Silahkan berkomentar, pemenang akan saya hubungi via inbox untuk meminta alamat pengiriman voucher. Sebelumnya, nikmati dulu beberapa gambar meet up berikut ini. [caption id="attachment_170642" align="aligncenter" width="600" caption="Meet Up 1"][/caption] [caption id="attachment_170643" align="aligncenter" width="600" caption="Pak AJ yang pakai topi"]
[/caption] [caption id="attachment_170645" align="aligncenter" width="600" caption="Mas Indra Bawa Istri "]
[/caption] [caption id="attachment_170646" align="aligncenter" width="600" caption="Pak AJ lebih dekat, masih belum jelas bener kan?"]
[/caption] [caption id="attachment_170648" align="aligncenter" width="600" caption="Foto bersama sebelum pulan"]
[/caption] Note: Mohon Maaf saya tidak bisa melucu. Powered By: Koplak Yo Band Foto: Hitam Putih biar kerasa jadul dan menghormati Pak AJ yang jadul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H