[caption id="attachment_172845" align="aligncenter" width="620" caption="ilustrasi/admin(KOMPAS.com)"][/caption] Lumia, Gue Dessy..... Demikian seloroh teman saya ketika saya katakan tentang seri smartphone terbaru dari Nokia yang berbasis Windows Phone, Lumia. Lumia digadang-gadang akan membawa kesuksesan bagi dua pihak penting, yaitu Nokia yang telah membakar Symbian dan Microsoft yang susah-payah menghela Windows Phone agar bisa menantang Android dan iOS di ranah smartphone. Tidak heran segenap usaha dikerahkan oleh kedua belah pihak agar bisa mendongkrak penjualan Nokia Lumia. Bahkan Microsoft mem-back up Nokia dengan biaya pemasaran miliaran dollar agar konsumen ngeh dengan kehadiran Nokia Lumia. Sejauh ini, di Indonesia dua seri Lumia, yaitu Lumia 710 dan Lumia 800 telah dipasarkan mulai tanggal 17/2 yang lalu dengan memberikan bermacam hadiah sebagai taktik pemasaran, mulai dari laptop gratis sampai headset Monster. Namun pertanyaannya, sejauh manakah Lumia dikenal konsumen Indonesia? [caption id="attachment_162704" align="aligncenter" width="610" caption="Dua orang perempuan memperagakan Nokia Lumia, sumber: http://www.xpatloop.com"]
[/caption] Tentunya tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Hari ini saya membaca koran Media Indonesia yang melaporkan semenjak dijual di Indonesia dua buah smartphone Nokia tersebut telah dipesan sebanyak 1.000 unit, dengan pemesan terbanyak bagi Lumia 800. Angka ini, mengutip koran tersebut disebutkan sebuah kesuksesan. Benarkah? Coba kita ulik data dari Google Trends. Sepanjang 30 hari terakhir pencarian dengan kata kunci Nokia Lumia, Lumia 800, dan Lumia 710 diperlihatkan oleh grafik berikut ini. [caption id="attachment_162695" align="aligncenter" width="589" caption="Tren pencarian Nokia Lumia, Lumia 800, dan Lumia 710"]
[/caption] Dari grafik terlihat kondisi naik-turun terhadap pencari ketiga kata kunci tersebut di wilayah Indonesia. Secara umum kata kunci Nokia Lumia lebih banyak dicari dibandingkan dengan Lumia 800 dan Lumia 710. Grafik ini juga menunjukkan ternyata minat terhadap Lumia 800 lebih besar dibandingkan dengan Lumia 710 yang dibenarkan oleh data dari koran Media Indonesia. Jika kita teliti pencarian mencapai puncaknya pada tanggal sebelum 19 Februari, di mana Nokia Lumia diluncurkan pada tanggal 17 Februari. Ini artinya saat peluncuran tersebut memang banyak orang yang ingin tahu seperti apa Nokia Lumia. Namun setelah tanggal ini trend pencarian menunjukkan penurunan yang cukup besar. Bila kita simpulkan lonjakan trend pencarian tersebut hanya sesaat kemudian mengalami penurunan. Selain itu, di kondisi nyata, saat penjualan perdana memang tidak terdengar kehebohan atau peristiwa yang bisa menandakan bahwa Nokia Lumia diserbu pembeli. Kita bisa ambil contoh, saat BlackBerry memperkenalkan seri Bellagio pada tanggal 26 November yang menimbulkan jatuhnya korban dan kemudian diliput media luar. Selain itu, jumlah pemesanan yang hanya 1.000 unit tidak bisa dikatakan sukses untuk vendor ternama seperti Nokia. Bila kita lihat harga Nokia Lumia 800 sewaktu pertama kali dijual adalah sekitar 5,250 juta dan Lumia 710 sebesar 2,9 juta. Dari segi harga ada yang lebih mahal, yaitu iPhone 4S (sekitar 7 juta rupiah) yang yang cuma berselisih beberapa hari penjualannya dibandingkan dengan Nokia Lumia, tetapi membukukan penjualan 10 ribu unit sebagaimana dikutip dari detik.com. Menjadi pertanyaan, dengan segenap taktik pemasaran dan mengundang sekian banyak developer membuat aplikasi bagi Windows Phone Market, ternyata Nokia hanya bisa membukukan pemesanan 1.000 unit saja. Jumlah itu, walaupun di Media Indonesia diklaim cukup bagus, saya kira jauh dari harapa Nokia dan Microsoft. Lalu apa sebab hal tersebut terjadi? Mungkin kita perlu mengulik kembali trend pencarian internet via Google dengan membandingkan empat kata kunci, yaitu Nokia Lumia, BlackBerry, Android, dan iPhone berikut ini. [caption id="attachment_162702" align="aligncenter" width="586" caption="tren pencarian untuk Nokia Lumia, BlackBerry, Android, iPhone"]
[/caption] Coba kita tambahkan dua kata kunci yang lebih spesifik, yaitu Lumia 800 dan Lumia 710, grafiknya akan terlihat seperti berikut ini. [caption id="attachment_162703" align="aligncenter" width="590" caption="trend pencarian dengan menambahkan kata lumia 800 dan lumia 710"]
[/caption] Dari kedua grafik di atas terlihat sekali dominasi BlackBerry, kemudian diikuti Android dan iPhone. Pencarian yang merujuk ke Nokia Lumia, Lumia 800 dan Lumia 710 sangat sedikit sepanjang satu bulan terakhir. Padahal BlackBerry sebenarnya tidak meluncurkan seri baru mereka. Hanya Android yang terus menggempur pasar dengan berbagai seri dari beberapa vendor seperti Samsung, HTC dan Motorola. Sedangkan iPhone memang memperkenalkan seri baru iPhone 4S dan berhasil mengalahkan Nokia dalam trend pencarian di internet. Data trend pencarian sepanjang satu bulan terakhir tersebut tentunya bisa kita jadikan rujukan sementara terhadap sepinya peminat Nokia Lumia di Indonesia. Saya kira kecuali memang baru diperkenalkan, seri Nokia Lumia ini sedari awal sepertinya tidak bisa membawa lebih banyak peminat. Meskipun secara kemampuan tidak berbeda jauh (khususnya seri Lumia 800) dengan smartphone kelas atas lainnya seperti Galaxy Nexus, namun kedatangan kembali Nokia ke pasar smartphone ditanggapi sangat biasa oleh konsumen. Lumia 800 bukan iPhone Satu hal yang selalu saya pertanyakan adalah mengapa Nokia yang tidak juga mengerti bahwa pasar smartphone di Indonesia khususnya sudah sangat jauh berubah semenjak kepergian mereka. Pasar smartphone Indonesia kini tengah demam BlackBerry yang penguasaan pasarnya sampai 51% dan diharapkan oleh RIM akan bisa mencapai 60-70%. Ketidak mengertian Nokia ini ditunjukkan dengan harga yang dipatok sangat buas terhadap kantong konsumen yang mencoba untuk belajar dengan Windows Phone. Untuk smartphone seharga 5,250 juta dan OS yang baru sama sekali, rasanya konsumen berkorban terlalu banyak. Berbeda dengan iPhone. Kita semua maklum dengan desain dan kemampuan yang telah teruji, konsumen tidak berkeberatan untuk mengeluarkan sebesar 7 juta rupiah untuk sebuah iPhone 4S. Brand Apple iPhone sedemikian kuatnya sehingga konsumen senang saja, meskipun diklaim sangat mahal. Jadi mungkin nalar konsumen, lebih baik menambah sedikit untuk memperoleh iPhone 4S daripada membeli Nokia Lumia yang belum tentu bagus dan cocok dengan selera. Gejala yang sama juga terlihat pada seri Lumia 710. Dengan harga 2,9 juta rupiah konsumen Indonesia yang kini tengah demam BlackBerry akan lebih memilih BlackBerry entry level seperti Gemini 8250 atau setingkat di atasnya dengan kemampuan 3G. Selain itu di kelas ini juga dihadang oleh smartphone Android kelas menangah seperti Samsung Galaxy Pro, LG Optimus dan masih banyak lagi. Saya rasa sepinya peminat Nokia Lumia di Indonesia untuk sementara ini karena demam BlackBerry yang mewabah dan kesalahan taktik Nokia sendiri yang mengira pasar smartphone Indonesia masih seperti ketika N73 atau N71 diluncurkan dengan anggapan harga berapapun akan diserbu konsumen. Tentunya gejala ini tidak hanya di Indonesia. Semenjak diluncurkan beberapa bulan yang lalu, menurut data terakhir sampai dengan akhir tahun 2011 yang lalu, kedua seri Nokia Lumia hanya laku sekitar 1,3 juta unit. Sebuah jumlah yang berada di bawah perkiraan semula sekitar 2 juta unit. Untuk vendor sebesar Nokia di mana di masa lalu merupakan raja smartphone jumlah tersebut untuk sementara ini tidaklah cukup. Apalagi setelah berkolaborasi dengan Microsoft dan memperoleh dukungan penuh dalam bidang pemasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H