Lihat ke Halaman Asli

BlackBerry PlayBook Gratis, RIM Menyerah Kalah?

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13286926731810032906

[caption id="attachment_159962" align="aligncenter" width="640" caption="Tablet BlackBerry PlayBook dari RIM, sumber: http://digitaljournal.com"][/caption] Apa yang bisa anda harapkan dari sebuah tablet yang diperkirakan bisa melawan iPad ternyata gagal total di pasaran? Pertanyaan yang sama kini berlaku bagi RIM yang menderita rugi miliaran rupiah karena BlackBerry PlayBook yang tidak terjual dan gagal bersaing di pasar, bahkan dengan tablet Android yang juga marginal di pasar komputer tablet. PlayBook merupakan kegagalan nyata dari RIM yang berusaha mendesain sebuah tablet dan ditujukan untuk membunuh iPad. PlayBook menjadi anggota tablet yang gagal di pasar karena ditujukan bukan untuk memberikan pengalaman bagi konsumen, namun untuk bertarung dengan iPad yang lebih dulu berada di pasar dan mengedukasi pengguna. Akibatnya jelas, walaupun digembar-gemborkan akan mampu menandingi iPad pada awalnya, RIM harus menerima kenyataan bahwa BlackBerry PlayBook tablet yang gagal. Tentunya, RIM tidak menyerah dengan kenyataan tersebut. Dari berbagai sumber, mungkin jumlah PlayBook yang terjual tidak lebih dari 1,5 juta unit. Nah untuk meningkatkan penjualannya, RIM yang pada awalnya mematok harga PlayBook cukup bersaing dengan iPad dengan perincian sebagai berikut. 16 GB  631 dollar 32 GB  757 dollar 64 GB   884 dollar Namun melihat minat konsumen yang sangat rendah, RIM telah beberapa kali menurunkan harga PlayBook. Sayangnya pendekatan inipun sejauh ini tidak berhasil karena tetap saja minat konsumen tidak meningkat. Setelah cara menurunkan harga PlayBook tidak berhasil, apa jalan selanjutnya untuk bisa menjual BlackBerry PlayBook yang menumpuk di gudang karena tidak terjual? Tiada lain adalah dengan meng-GRATIS-kan tablet tersebut. Gratis, benarkah? Benar sekali, gratis. Jika anda seorang developer aplikasi Android, dengan men-submit aplikasi anda ke BlackBerry  AppWorld sebelum tanggal 13 Februari 2012 ini, anda akan mendapatkan sebuah BlackBerry PlayBook gratis. Kabar ini diperoleh dari slashgear.com:

RIM’s VP of developer relations Alec Saunders has offered up free PlayBook tablets to Android developers today in exchange for their apps. All they’ve got to do is make sure they’re signed up and have submitted their Android app to BlackBerry’s BB AppWorld by the 13th of February.

Ini merupakan pertama kalinya terjadi di mana aplikasi Android bisa dibayar dengan sebuah tablet. Apalagi tabletnya BlackBerry PlayBook. Taktik ini cukup menjadi sorotan dan pertanyaan: Apakah sedemikian kecewanya RIM dengan PlayBook sehingga rela memberikannya secara cuma-cuma dengan cara menukar aplikasi Android dengan PlayBook? Melihat harga ratusan dollar pada awal peluncurannya, mungkinkah memberikan PlayBook secara gratis merupakan langkah tepat? Bisa jadi langkah ini menunjukkan betapa kecewa dan gagalnya RIM dalam membuat tablet yang bisa bersaing dengan tablet lain seperti Android dan iPad. Saya rasa ini merupakan langkah yang cukup gila. Menukar PlayBook yang mahal dengan aplikasi dari developer Android menunjukkan bahwa RIM sendiri sudah tidak menganggap tablet buatan mereka sebagai produk yang perlu diapresiasi. Memberikan PlayBook secara gratis, mungkin diminati oleh developer Android, tetapi di sisi lain menunjukkan bahwa RIM memiliki stok yang menumpuk dan bisa saja jumlahnya lebih besar dari perkiraan semula. Namun tentu perlu dilihat apa yang ada dibalik langkah gila RIM ini. Saya perkirakan ini langkah RIM untuk menggaet para developer Android untuk mengembangkan aplikasi untuk mereka, berapa pun biayanya. Mungkin setelah submit aplikasi akan ada semacam deal bahwa developer yang memperoleh PlayBook secara gratis wajib mengembangkan aplikasi untuk BlackBerry PlayBook selanjutnya yang mungkin akan diluncurkan di tengah tahun 2012 ini. Bila perkiraan ini benar, ini semacam deal yang diperkirakan oleh RIM sebagai Win Win solution. Developer memperoleh PlayBook gratis, sementara RIM mendapatkan aplikasi untuk Playbook mereka. Namun slashgear.com mengkritisi langkah ini dengan mengatakan:

..... the best way to get a developer to work on a particular bit of hardware is to make that hardware popular on your own. If the user base exists, the developers will come and grab the cash they’ve got burning a hole in their pockets.

Sepertinya ini masalah yang sama dengan yang dialami oleh pasar aplikasi Windows Phone. Windows Phone sampai sekarang ini masih dipandang sebagai pasar aplikasi yang miskin dibandingkan dengan Android dan iPhone. Tidak heran Nokia bersama Microsoft memacu jumlah aplikasi dengan banyak mengundang devekoper untuk membangun aplikasi untuk Windows Phone, salah satunya adalah seperti yang dilakukan di Bandung beberapa waktu yang lalu. Namun masalahnya tidak sesederhana itu. Seperti yang diungkap oleh slashgear, jika pengguna banyak, developer akan berebutan untuk membuat aplikasi. Nah, bagaimana cara agar pengguna banyak? Tentunya dengan menjual lebih banyak, jika penjualan sedikit jangan harap developer akan datang. Ini ibarat menjawab pertanyaan klasik, lebih dulu mana Telor atau Ayam, seperti yang diungkap oleh MG Siegler. Developer/Aplikasi dulu atau pengguna yang lebih duluan? Untuk menjawab pertanyaan ini rupanya RIM melakukan jalan pintas yang tidak lazim dengan menawarkan secara gratis PlayBook. Tujuannya jelas, developer membuat aplikasi atau menyerahkan aplikasi Android mereka. Akibatnya jelas aplikasi di BlackBerry AppsWorld akan meningkat secara signifikan. Namun pertanyaannya, siapakah nanti yang menggunakan aplikasi tersebut karena jelas sekali pengguna PlayBook sangat sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline