Lihat ke Halaman Asli

Perang Paten, Google Rekrut Ahli Paten FTC

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_122805" align="aligncenter" width="655" caption="Google, sumber: http://www.bgr.com/"][/caption] Beberapa waktu belakangan ini Google menjadi sasaran empuk para kompetitornya seperti Apple dan Microsoft. Kasus yang belum lama terjadi adalah FTC (Federal Trade Commission) tengah menyelidiki kemungkinan pelanggaran kekuatan pasar Google di dalam pasar mesin pencari. Sebagaimana pernah saya tuliskan di artikel terdahulu, Google  tengah dihadapkan kepada penyelidikan melakukan praktik antitrust dalam core busisness mereka, yaitu mesin pencari dan hal lain yang terkait dengan praktik iklan di internet.  Google saat ini berada dalam penyelidikan FTC (Federal Trade Commission). FTC  akan melakukan panggilan terhadap Google  sebagai bagian dari penyelidikan antitrust yang terkait dengan bisnis pencarian dan praktik  iklan di internet. Tidak itu saja, baru-baru ini Komisi Eropa telah menerima secara resmi sembilan pengaduan antitrust terhadap Google terkait penguasaan pasar mesin pencari di Eropa. Pengaduan tersebut menurut Reuters berasal dari perusahaan kecil dan tiga  pengaduan baru berasal dari regulator nasional di tiga negara Eropa. Kondisi ini tentu saja membuat banyak sumber daya Google terpakai. Apalagi di pasar smartphone sendiri Google yang sangat sedikit memiliki paten dibandingkan pesaingnya seperti Apple juga tengah disorot terkait banyaknya klaim atas pelanggaran paten di perangkat Android. Untuk menghadapi masalah ini, Google sepertinya tidak kehilangan akal. Dengan sumber daya uang yang ada padanya Google berusaha untuk mempertahankan diri. Salah satunya adalah dengan merekrut karyawan baru yang ahli dalam masalah kekayaan intelektual, masalah antitrust dan paten. Rekrutan baru Google tersebut adalah salah satu deputi direktur di FTC, yaitu Suzanne Michel. Suzanne Michel bukanlah ahli paten sembarangan. Perempuan berusia 49 tahun ini telah bekerja selama sebelas tahun di FTC. Bloomberg melaporkan Google Inc yang kini tengah diselidiki oleh Federal Trade Commission untuk dominasi atas pencarian di internet, secara resmi telah merekrut Suzanne Michel, salah satu pejabat komisi kekayaan intelektual FTC. Suzanne Michel  telah meninggalkan posnya sebagai wakil direktur perencanaan kebijakan di FTC, di mana dia bekerja selama lebih dari 11 tahun pada isu-isu antitrust paten dan kebijakan paten. Selanjutnya   Suzanne Michel akan bergabung dengan tim hukum Google mungkin di bawah General Counsel Kent Walker. Namun apa tanggung jawab  Suzanne Michel secara pastinya, Harun Zamost, juru bicara Google menolak untuk menguraikan. [caption id="attachment_122808" align="aligncenter" width="542" caption="Profil Suzanne Michel, sumber: 9to5google.com"][/caption] Latar belakang  Michel memang sangat dibutuhkan oleh Google. Ia adalah penulis utama dari laporan paten FTC yang dikeluarkan pada bulan Maret 2011 yang lalu, yang menganalisis evolusi sistem paten di AS dan membuat rekomendasi tentang bagaimana untuk meningkatkan hukum paten untuk mempromosikan inovasi. Laporan ini juga membuat saran kepada pengadilan tentang cara membuat paten lebih efektif. Apalagi bila dihubungkan dengan keinginan Google agar pemerintah AS melihat kembali kebijakan tentang paten sehingga perusahaan tidak saling klaim terhadap paten tertentu. Tambahan amunisi ini tentunya sangat berarti bagi Google. Apalagi tidak mudah menemukan ahli paten yang mau bergabung dengan perusahaan tertentu apalagi Google yang kini tengah banyak digugat karena pelanggaran paten. Dalam sejarahnya, Google hanya sedikit memiliki paten dan itupun umumnya berada di ranah mesin pencari. Keinginan mereka untuk membeli 6.000 paten Nortel beberapa waktu yang lalu kandas karena kalah dalam lelang. Beberapa waktu yang lalu, sebanyak lebih dari 1.000 paten IBM telah dibeli oleh Google dengan harga yang tidak disebutkan. Tampaknya jumlah ini belum cukup karena Google juga tertarik untuk membeli paten perusahaan InterDigital sebanyak 8.000 lebih paten. Langkah Google dalam mempertahankan dirinya dari serangan klaim paten dapat dirinci sebagai berikut. Pertama, menambah portfolio paten dengan membeli sebanyak mungkin paten, terutama yang terkait dengan smartphone. Tujuannya jelas untuk melindungi Android yang kini sedang masa jayanya. Kedua merekrut ahli paten untuk bisa memberikan jawaban atas klaim penyalahgunaan paten oleh Google. Kedua cara ini diikuti dengan pengajuan usulan reformasi sistem paten yang ada di Amerika Serikat. Selain cara-cara tersebut, beberapa saat yang lalu,  David Drummond, Senior Vice President and Chief Legal Officer Google memberikan pembelaan secara resmi melalui blog resmi Google. Pembelaan yang dimaksud adalah bahwa Google berusaha memberikan alternatif smartphone yang lebih murah. Google akan terus mempertahankan Android sebagai pilihan kompetitif bagi konsumen di smartphone. Google juga kan berusaha sekuat tenaga untuk melawan mereka yang berusaha mematikan perkembangan Android. Jelas sekali, artikel resmi David Drummond di blog resmi Google ini merupakan tantangan nyata bagi Apple Inc., Microsoft, dan Oracle. Ketiga kompetitor Google ini memang paling berada di depan terhadap semua klaim pelanggaran paten yang dituduhkan kepada Google. Apple Inc. banyak terlibat persengketaan paten dengan vendor besar Android seperti Samsung (di sebelas negara) dan HTC. Kondisi sekarang, dalam beberapa keputusan awal, Apple berada di pihak yang diuntungkan. Kasus penghentian penjualan Samsung Galaxy Tab di Australia dan kemenangan awal atas HTC di Amerika Serikat menjadi bukti. Microsoft walaupun tidak terlalu terlihat memungut toyalti tidak sedikit dari smartphone berbasis Android yang dijual oleh HTC. Setiap smartphone HTC harus membayar 15 dollar AS kepada Microsoft. Jumlah royalti ini diperkirakan kebih besar daripada menjual handset berbasis Windows Phone. Sedangkan Oracle berperang paten dengan Google terhadap penggunaan Java yang dianggap ilegal oleh Oracle. Terakhir kasus ini sampai pada ditemukannya sebuah pernyataan resmi mantan CEO Sun tentang kesediaan penggunaan Java dalam Android oleh Google. Melihat deretan panjang kasus paten dan tuduhan antitrust terhadap Google, perekrutan Suzanne Michel merupakan hal yang sangat tepat bagi Google. Tentunya dengan merekrut seorang yang ahli, apalagi pernah bekerja di Federal Trade Commission (FTC) selama sebelas tahun akan banyak sekali manfaat yang akan diperoleh Google. Sumber: 9to5google.com, Bloomberg, blog resmi Google, dan lainnya Lihat Juga tulisan Terkait: Apple Inc. Hadang Penjualan Samsung Galaxy Tab Google Beli Paten IBM untuk Lindungi Android Android Dibawah Ancaman Penyalahgunaan Paten Google Kalah dalam Perebutan Paten Nortel Google Diselidiki FTC atas Dugaan Praktik Antitrust Twitter: inside_erick




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline