Lihat ke Halaman Asli

Google Akan Beli Twitter untuk Bersaing dengan Facebook

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13027845681065664787

[caption id="attachment_101670" align="aligncenter" width="670" caption="Twitter menjadi kandidat terkuat untuk dibeli Google guna bersaing dengan Facebook di social media, sumber: http://img.wallpaperstock.net:81"][/caption] Meskipun menganggap social media bukan sesuatu yang besar seperti proyek-proyek Google yang lain seperti Android dan investasi di Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Gurun Mojave, California, nyatanya Google tidak mau tinggal diam melihat kemajuan social media di bawah komando Facebook. Baru-baru ini Google diisukan segera akan membeli salah satu social media yang telah eksis saat ini dan tidak akan membuat social media versi mereka sendiri. Mengapa akhirnya Google mengambil keputusan untuk membeli social media yang sudah ada dibandingkan dengan membangun dari awal sebuah social media versi mereka sendiri? Jawabannya adalah karena beberapa usaha Google membuat social media atau membeli social media yang belum benar-benar eksis dan berpengaruh selama ini selalu gagal. Coba kita urai usaha Google tersebut berikut ini. 1. Orkut Setelah penawaran Google untuk mengakuisisi Friendster di tahun 2004 yang lalu gagal, Google menyuruh seorang karyawannya Orkut Buyukkokten, mendirikan proyek saingan Friendster, yaitu Orkut. Sayangnya Orkut hanya besar di Brazil, bahkan bisa mengalahkan Facebook di sana, namun kini seiring dengan kemajuan Facebook pengguna Orkut mulai berkurang. Orkut bahkan tidak ditemukan di negara lain, selain Brazil. 2. Dodgeball Situs ini dibeli Google tahun 2005, namun empat tahun kemudian terpaksa dibunuh Google untuk diganti dengan Latitude. Co-founder situs ini Dennis Crowley justru berhasil mendirikan social media yang lumayan sukses sekarang ini, yaitu Foursquare. 3. Picasa Web Album Google membeli Picasa di tahun 2004 untuk sarana berbagi foto online. Namun sayangnya, walau kini masih ada, Picasa kalah kelas dibandingkan foto sharing Facebook. Hal ini karena Picasa merupakan situs yang terpisah sementara di Facebook semua terintegrasi sehingga memudahkan user. 4. Jaiku Perusahaan ini dibeli Google di tahun 2007. Layanan yang disediakan mirip dengan Twitter sekarang ini, sayangnya Twitter ternyata lebih disukai dibandingkan Jaiku sehingga Google terpaksa menghentikan pengembangannya. 5. Wave Kegagalan Google Wave adalah karena user tidak mengerti untuk apa layanan ini disediakan oleh Google. Walau terintegrasi dengan Gmail, layaknya IM Messenger Yahoo! namun user tidak bisa memanfaatkannya secara optimal karena alasan tidak mengerti tersebut. Google Wave akhirnya ditutup Google pada musim panas 2010 yang lalu. 6. Buzz Walaupun masih terlihat button-nya di Blogger ketika kita memposting sesuatu di blog, tetapi pada dasarnya Google Buzz juga sebuah produk gagal Google di bidang sosial. 7. Aardvark Google membeli perusahaan ini sebesar 50 juta dollar AS di tahun 2010 yang lalu. Layanan perusahaan ini adalah memberikan jawaban yang disediakan oleh ahli yang berada di sekitar lokasi user tentang suatu pertanyaan tertentu. User akan bertanya, kemudian seorang ahli yang berada di dekat lokasi user akan menjawab pertanyaan tersebut. Sayangnya layanan ini tidak sukses karena keburu disalip oleh Quora. 8. Slide Perusahaan ini dibeli Google senilai 200 juta dollar AS. Sayangnya analis menilai Google terlalu cepat membeli perusahaan ini sehingga malah tidak berkembang. Meskipun saat ini masih berdiri sebagai sebuah perusahaan independen, namun tidak bergerak atau jalan di tempat. 9. Google +1 Akhir bulan Maret 2011 Google meluncurkan Google +1 untuk menyaingi F Like Facebook dan retweet button Twitter. Google +1 ini lebih sederhana dan tidak seperti Wave, selain itu Google +1 berupa add-ons yang terkait dengan bisnis inti Google di bidang pencarian. Namun tentu  hal ini belum bisa menghentikan laju pertumbuhan social media seperti Facebook dan Twitter. Melihat panjangnya sejarah kegagalan yang dialami Google dalam social media seperti di atas, tampaknya Google akan semakin hati-hati untuk mengembangkan sendiri atau membeli social media yang sudah ada. Kriteria Google saat ini adalah kalaupun harus membeli, social media yang akan dibeli adalah yang benar-benar sudah eksis dan dikenal luas oleh user. Pilihan untuk mengembangkan sendiri tampaknya tidak akan dijalani oleh Google karena butuh waktu yang panjang untuk bisa eksis dan bersaing dengan Facebook atau Twitter. Jadi sangat masuk akal, Google dalam beberapa waktu ke depan akan membeli salah satu social media yang sudah eksis apalagi saat ini waktu sudah tepat karena Google sedang memiliki uang tunai yang sangat banyak. Pertanyaannya social media mana yang akan dibeli Google? businessinsider.com merilis beberapa calon yang layak dibeli oleh Google guna bersaing dengan Facebook di social media. Calon social media tersebut adalah sebagai berikut. 1. Twitter Meskipun sudah meluncurkan Google +1 yang mirip dengan retweet button Twitter, namun ada satu masalah bagi Google yaitu ketiadaan social graph. Facebook memiliki Social Graph, namun tidak akan dijual apalagi kalau Google yang menawar sehingga Google beralih ke pemiliki kedua yang memiliki social graph, yaitu Twitter. Twitter sepertinya lebih cocok untuk Google karena lebih condong untuk berbagi konten daripada Facebook yang berbagi informasi sosial. Walaupun Twitter tidak ingin dijual kepada Google namun kesempatan Google terbuka dengan terpilihnya CEO baru Twitter, Jack Dorsey, seorang profesional. Jika Larry Page datang dengan cek di tangan sekitar 7 miliar dollar, mungkin Jack Dorsey tidak akan menolak. Sepertinya Twitter merupakan pilihan pertama dan paling masuk akal bagi Google karena social media satu ini anggotanya juga sudah banyak dan cukup berpengaruh dalam beberapa kejadian belakangan ini seperti revolusi di Mesir. 2. Foursquare Foursquare juga menjadi pilihan yang bagus untuk Google karena juga memiliki social graph yang sedang tumbuh. Walaupun tidak sebesar Twitter, Foursquare punya nama dan sudah dikenal banyak user. Sayangnya, Dennis Crowley punya pengalaman buruk dengan Google, yaitu saat Dodgeball dibeli oleh Google kemudian 4 tahun kemudian dibunuh oleh Google. Namun hal itu dapat dikesampingkan kalau Larry Page datang dengan cek di tangan sebesar 1 miliar dollar AS. 3. Quora Quora didirikan oleh dua orang yang membantu Mark Zuckerberg dalam mendirikan Facebook, yaitu Adam D'Angelo dan Charlie Cheever. Feed Quora memiliki semua fitur yang dimiliki oleh News Feed Facebook dan memberitahu pengguna mana yang akan diklik untuk tetap aktif. Masalahnya uang bukan persoalan serius bagi kedua orang itu, kecuali Google datang dengan penawaran yang sangat besar sehingga membuat investor Quora meminta penjualan. 4. Path Path adalah media social yang memberikan layanan berbagi foto secara mobile. Dave Morin yang menjalankan Path dulunya adalah salah satu eksekutif Facebook. Jika Google berminat, sepertinya tidak perlu dana besar untuk membeli Path. 5. Instagram Sama seperti Path, Instagram adalah layanan berbagi foto secara mobile (demikian juga Facebook). Perbedaan antara Path dengan Instagam adalah Instagram lebih kencang pertumbuhannya dibandingkan dengan Path. Dilucurkan pada awal musim gugur tahun 2010 yang lalu, instagram saat ini sudah memiliki anggota sebanyak 1,75 juta orang, selain itu co-founder Instagram ini adalah ex-Googler, yaitu  Mike Krieger. Beberapa waktu yang lalu, Marissa Mayer, salah satu eksekutif Google telah mencoba layanan Instagram ini. Masih banyak social media lain yang patut dipertimbangkan Google seperti UberMedia, Gowalla, Tumblr, dan LinkedIn. UberMedia merupakan  awalnya merupakan aplikasi di Twitter, namun kini sedang berusaha mendirikan layanan sendiri yang akan bersaing dengan Twitter. Gowalla layaknya seperti Foursquare. Namun demikian calon-calon ini sepertinya akan kalah bersaing dengan Twitter. Saya percaya sesuai dengan sifat Google yang ingin melakukan sesuatu yang besar, social media yang tengah diperhatikan untuk kemudian dibeli tak lain adalah Twitter. Apalagi kesempatan Google terbuka lebar setelah Jack Dorsey menjadi CEO. Hal ini ditambah dengan gaya kepemimpinan Larry Page yang desentralisasi sehingga nantinya setelah dibeli, Twitter dibiarkan berkembang sendiri seperti Android dan YouTube. Hal ini juga merupakan hal yang menarik bagi Twitter karena walaupun berada di bawah Google, namun urusan internalnya tidak akan dicampuri oleh Larry Page. Selain itu dengan berada di bawah Google, Twitter diperkirakan akan bisa melawan dominasi Facebook dengan bantuan Google tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline