Gol demi gol dari kaki dan kepalanya dalam turnamen Piala AFF 2010 semakin menegaskan bahwa pemain Timnas Indonesia ini memang seorang predator pembunuh di kotak penalti tim manapun yang menjadi lawan Timnas.
Determinasi, positioning, kecepatan, visi permainan dan skil individu secara alamiah memang dimiliki oleh pemain naturalisasi pertama di Indonesia ini, kombinasi tersebutlah yang menjadikannya sebagai top skor sementara turnamen ini. Proses terjadinya 3 gol yang sudah dicetaknya membuktikan itu.
1 golnya ke gawang Malaysia merupakan perwujudan dari kemampuan Gonzales dari segi kecepatan dan visi bermainnya, sebuah sepakan mendatar, tidak keras, namun tepat menghunjam ke pojok gawang membuat penjaga gawang Malaysia tak mampu menjangkaunya.
Lalu gol ke gawang Philipina pada leg pertama babak semi final adalah buah dari kemampuan Gonzales dalam hal positioning, Etheridge, penjaga gawang Philipina memang melakukan kesalahan, namun posisi Gonzales yang tepat menyongsong bola umpan lambung Firman Utina jelas terbaca sebagai bukan posisi yang kebetulan. Dia memang merencanakan untuk berada di posisi tersebut.
Dan untuk golnya yang ke tiga, Gonzales telah mempertontonkan betapa dia adalah sosok striker yang lengkap, determinasi, visi, kecepatan, positioning, dan skil individu adalah formula yang dia terapkan untuk membuat gol yang merobek jala Neil Etheridge untuk kedua kalinya, Gonzales seakan hendak membuktikan bahwa tanpa Neil Etheridge melakukan kesalahanpun dia tetap mampu menundukkannya.
Tanpa mengecilkan peran pemain Timnas yang lainnya, mau tidak mau, suka atau tidak suka, Gonzales memang menghadirkan perbedaan dalam penampilan Timnas Garuda. Tanpa banyak bicara, hanya dengan gerak tubuhnya, Gonzales seakan menambah motivasi bagi pemain lain untuk bersama-sama memberikan yang terbaik hingga titik darah penghabisan. Inilah sesungguhnya keutamaan dari hadirnya seorang predator bernama Christian Gonzales di Timnas Indonesia.
