[caption id="attachment_53428" align="alignleft" width="199" caption="Shutterstock"][/caption] Tinggal di Jepang membuat saya harus terbiasa dengan kebiasaan disini, salah satunya ya perlu bawa eco bag sendiri kalau mau belanja di supermarket. Sebenarnya dua tahun yang lalu ketika saya baru tiba di Jepang, supermarket di kota tempat saya tinggal ini masih menyediakan plastik gratis bagi orang yang belanja. Namun, sekian bulan kemudian pemda memerintahkan supermarket supaya menggenakan biaya sebesar 5 yen bagi orang yang belanja tapi lupa bawa eco bag-nya. Ya sudah deh, semenjak itu saya harus membiasakan diri kalau mau pergi belanja ke supermarket siap sedia dengan eco-bag saya di dalam tas. Saya tahu bahwa kebijakan ini demi alam dan saya cukup bersemangat untuk mengikuti aturan ini, tapi lama-lama saya empet juga. Barangkali ya memang karena saya orang Indonesia yang kalau belanja ke supermarket tidak pernah mikir untuk bawa bag sendiri, saya kerap lupa untuk menyiapkan eco bag di dalam tas saya setiap kali saya ke downtown. Bukannya sengaja, kadang kan orang itu semula tidak pernah berencana pengen belanja, tapi terus pas melewati supermarket mendadak teringat bahwa persediaan bawang bombay atau telur tinggal sedikit, dan mumpung sudah dekat di supermarket ya terlintas lah di otak untuk mampir dan beli. Sebalnya, saat itu lupa bawa eco bag sehingga batal belanja deh. Padahal rumah saya dengan supermarket besar itu cukup jauh dan ongkos bis-nya cukup mahal, terpaksalah saya harus membatalkan keinginan belanja hari itu dan datang lagi minggu depan dengan menggunakan sepeda (tidak mungkin saya bolak balik sehari dua kali ke supermarket nan jauh itu dengan sepeda, terus terang saja saya tidak sanggup...), coba kalau situasinya di Jakarta? Saya tidak perlu rungsing dengan kelupaan saya tidak membawa eco-bag sebab swalayan macam carrefour pasti menyediakan dengan gratis plastik untuk konsumen. Kadang kalau sudah kepepet sekali, saya terpaksa membeli plastik seharga 5 yen dan tentunya saya ogah harus beli melulu setiap kali belanja (kebobolan deh keuangan saya). Malah kadang, saking sudah tidak ada jalan lain, saya masukin semuanya itu ke dalam tas tangan saya walaupun tidak muat sehingga semua isinya berdesak-desakan bahkan sayur pun jadi tak keruan.. hahahaa.. ya habisnya mau bagaimana lagi? Akhirnya saya sekarang punya kebiasaan baru untuk selalu membawa eco-bag saya plus dua kantong plastik ukuran besar yang dilipat rapi ke dalam tas tangan ketika saya mau pergi kemana pun, sekadar berjaga-jaga kalau mendadak saya mau belanja keperluan sehari-hari. Lebih baik begini daripada dikenakan biaya 5 yen untuk satu plastik doank deh... dan eco bag saya itu selain cantik motifnya, murah pula sebab saya membelinya di Jakarta pas liburan musim panas tahun lalu. Kalau saya beli eco-bag yang ditawari oleh supermarket, harganya itu bikin saya merem melek saking mahalnya (yang paling bagus kualitasnya bisa 1000 yen), uang sebesar itu saya bisa beli 2 karton dada ayam. Ya sudah, akhirnya saya pakai kesempatan pulang ke Jakarta untuk membeli eco bag nan cantik seharga 22.000 rupiah saja.. hehehee.. beli satu saja dan kalau tidak cukup saya bisa pakai sisa plastik yang tersedia di rumah. Praktis dan tidak tekor. Kapan ya Jakarta bisa kayak disini? Kira-kira menurut anda, repot tidak tuh memakai eco bag? hehehe... *** Kyusyu 22.35
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H