Lihat ke Halaman Asli

Tamparan Pak Polisi Tadi Pagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Wr.Wbdalam notes ini tidak bermaksud memojokkan suatu lembaga apapun, hanya mengungkap sedikit tragedi tadi pagi yang berlangsung di depan mata saya.

14 Desember 2010 - 08.45WIB

telaaaaaattt, itu yang ada dipikiran saya, saya mengejar sebuah angkot kuning untuk ke kampus.

yah seperti biasanya saya duduk disamping sopir (depan), tak bermaksud apapun, hanya saja saya malas jika harus duduk berhimpit-himpitan jika angkot ini dipaksa dengan over capacity.

saya tidak tau kenapa sopir ini tidak lewat jalan biasanya (terminal Indralaya, simpang 3 yang sering banjir hingga 30cm), si sopir justru membawa kami lurus saja, dan baru belok di Gang Buntu, mobil yang ia kemudikan berjalan tidak terlalu cepat, dan tidak juga begitu lambat, sedang-sedang saja kalau kata om Meggy-Z.

tepat di depan Graha Mahasiswa, "jgerrr" suara kaca spion pecah memenuhi tempat duduk saya dan si sopir. pecahan kaca tersebut mengenai pipi si sopir, dan berhamburan ke dalam mobil bagian depan.

(saya tidak melihat di sini mobil apa yang menabrak kami, karna kejadiannya begitu cepat, namun yg saya tahu, mobil angkot tersebut tidak terlalu tengah dan tidak melaju dengan cepat).

si sopir hanya diam saja, tidak mengambil tindakan mengejar yang menabrak ataupun marah-marah, dia hanya menoleh ke yang menabrak, dan jalan lagi. Dia terlihat sedikit kesakitan sambil mengelus pipinya. saya juga diam saja sambil memunguti pecahan-pecahan kaca yang hampir saja mengenai saya itu.

angkot kuning yang saya tumpangi terus berjalan, tiba-tiba ada seorang polisi muda mengejar kami dengan motor Supra hitam, dan menyetop angkot kami seperti orang kesurupan, "'heh Mang STOP kau tu ! STOP STOP !", maka berhentilah angkot kami. kemudian si pak Polisi muda itu langsung menendang pintu angkot sambil marah-marah "Lemak bae kau ye, lah numbur malah melarikan diri. mano surat-surat mobil kau ! (sambil tangannya menampar pipi si Sopir yang terkena pecahan kaca spion tadi). dengan mata melolot, urat dileher yang hampir putus, polisi tadi terus berlaku kasar terhadap pak sopir yang hanya diam dan meminta maaf. saya di sini bingung, apa yang harus saya lakuakan, rasanya mau saya tabok mulut pak polisi tsb, mungkin saja dia tidak diajarkan etika sopan santun dalam berbicara dengan orng yang lebih tua, akhirnya saya hanya berujar "tolong Pak, jangan kasar ngomongnya ! (sudah agak emosi juga mlihat penganiayaan ini)", pak Polisi itu kemudian diam, melihat saya beberapa detik dan menjawab "iyah dek, ni sopir dak denger, ditanyo malah diem bae", satu yang pak Polisi ini tidak fahami, orang kecil mana yang mampu menjawab seseorang dengan pakaian dinas dilengkapai dengan emosi tingkat tinggi dan tidak memberi kesempatan sopir untuk menjawab.

akhirnya sopir menjawab setelah kemarahan polisi tersebut agak sedikit mereda, "maaf pak, mobil ini dak katek surat".

yah, sudah menjadi rahasia umum kalau angkot-angkot seperti ini tidak memiliki surat-surat lengkap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline