Lihat ke Halaman Asli

Inginku, Tak Berarti Harapmu

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1384137304263921159

Dulu,

Entah berapa kali bumi mengitari matahari

Aku berharap, dengan keyakinan sepenuhnya

Di setiap doaku, pagi, siang, malam

Tak pernah luput asaku

Harap itu, suatu hari menjadi nyata

.

Kini,

Yang kuharap akhirnya menjadi kenyataan

Lantas, mengapa bahagia itu tak kudapat?

Yang ada malah seribu tanya tak terjawab

Akankah ini harapmu jua, seperti waktu dulu?,

Bimbang, menghambat jalanku

.

Hari itu semakin dekat

Aku ragu, harapku bukan berarti harapmu

Inginku mungkin tak lagi sama dengan inginmu

Nyatanya, semua telah berubah

Kau dan aku,

Dengan rahasia kita masing-masing

.

Lelah kuberlari menggapai mimpi itu

Terkadang kurasa hanya berangan dalam hampa

Kosong, tiada titik temu, tak berarti

Kala sadar itu menemukan titiknya

Aku ingin berlari, sejauh mungkin darimu

*****

Mimpi dan seribu andaimu..

Aah ...sayang, dunia yang kau bentuk bukan tentang duniamu,

Mimpi yang kau rangkai bukanmimpi tentangmu,

Bukankah aku di dalamnya?

Bukankah aku detaknya??

.

Sayang,

Jika duniaku bukan segalanya tentang kamu,

Bagaimana mungkin egoku luruh di jiwamu??

Dunia adalah tanda tanya yang mengagumkan,

Gagahku ingin menaklukkan semuanya.

Adalah inginku menguak mencari jawabnya.

.

Aku lelaki...

Pemburu haus tanda tanya..

Saat aku dengan sadar letakkan egoku di hatimu,

Bukankah kau duniaku?

.

Sayang,

Saat aku letakkan duniaku dalam pelukmu,

Ini bukan kredo yang tertulis dengan tetesan darah mati..

Sentuh bahuku cinta...

Aku bergerak...

Sentuh dadaku..

Di sana ada detakku

Aku kredo yang hidup..

Darahku masih mengalir dan hidup!

.

Ini aku sayang...

Îni duniaku...

Dan kaulah Duniaku

Utuh sepenuhnya.

*****

1330081616427711249

Kolaborasi Jingga dan Kim Foeng

Sumber Gambar : mariopaulus.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline