Lihat ke Halaman Asli

Tiga Tahun Lalu

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14012699121919638029

[caption id="attachment_308812" align="aligncenter" width="478" caption="Illustrasi : prikilablog.spot.com"][/caption]

.

Tiga puluh  Mei, tiga tahun  lalu

Kau pergi tinggalkan kami

Tiada kabarmu sejak saat itu, walau kami menunggu

Sedu-sedan itu masih menyisakan nyeri

Perih itu masih pula bersemayam dalam hati

Airmata putra–putrimu, tak mampu menahan kepergianmu

.

Waktu boleh saja berlalu

Tapi kenangan yang kau tinggalkan, tak pupus dimakan waktu

Kuingat, saat memapah tubuh ringkihmu

Terucap sebuah tanya lewat bibirku

“Kapan sebetulnya kau akan pulih?”

Dengan sendu kudengar jawabmu penuh keyakinan

“Sebentar lagi! Aku rindu masak makanan kesukaanmu”

Sebuah jawaban yang membuatku sesak menahan tangis

.

Bisikan dokter telah memvonismu, waktumu tak lama lagi

Aku tahu, pun telah mempersiapkan diri menerima takdir Illahi

Namun aku tetap oleng, serasa tak rela melepasmu

Ahhh… kau tega, serak suaraku memanggilmu

Tak mampu membuatmu bangun dari tidur panjangmu

.

Kini, aku bersimpuh di depan ‘rumahmu

Kucabut rumput liar yang tumbuhdi atasnya

Fotomu itu, memamerkan senyumseolah berkata

aku baik-baik saja

Tak berubah, masih sama seperti tiga tahun lalu

.

Kau tahu…, banyak yang ingin kuceritakan padamu

Tentang aku, kesedihanku, juga kebahagiaanku

Bukankah dulu kau selalu siap memberikan bahumu untukku?

Dan kau pula yang pertama kali tertawa lebar saat kubahagia

Tiga tahun sudah….

Kuharap kau bahagia di sana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline