Dilansir dalam laman Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Kesehatan Masayrakat, negara Indonesia sedang menghadapi triple burden atau beban tiga kali lipat berbagai masalah penyakit : 1. Adanya Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging seperti Covid 19. 2. Penyakit Menular belum teratasi dengan baik dan dan 3. Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung naik setiap tahunnya. Akibatnya dapat dilihat dari Porsi pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif.
Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan Penyakit Tidak Menular (PTM). Angka PTM sejak tahun 2010 mulai meningkat. Pola makan, pola asuh, pola gerak dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan tinggi lemak diikuti gaya hidup sedentary lifestyle, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, stress dan kurangnya istirahat memicu timbulnya penyakit Hipertensi, Diabetes Militus, Obesitas, Kanker, Jantung, dan hiperkolesterol dikalangan Masyarakat Indonesia. Upaya kita harus terus menekan angka kejadian PTM supaya rendah dalam rangka mendorong pencapaian target pembangunan kesehatan termasuk target SDGs 2030.
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, PTM menjadi penyebab utama dari beban penyakit. Pembiayaan kesehatan sebanyak 23,9% - 25% untuk pengeluaran penyakit katastropik. Pengeluaran katastropik akan terus meningkat seiring meningkatnya angka PTM. Empat penyakit katastropik tertinggi yaitu : Jantung, Gagal Ginjal, Kanker dan Stroke.
Dari masalah di atas, kesehatan menjadi hal yang penting untuk dijaga. Menjaga kesehatan bisa dimulai dari gerakan PHBS sebagai langkah awal menuju peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran individu sehingga keluarga dan seluruh anggota di dalamnya dapat menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemn yang menjadi bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Tatanan tersebut adalah PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja, PHBS di sarana kesehatan, dan PHBS di tempat umum. Peserta UNNES GIAT 7 atau KKN UNNES yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES di Desa Dagen yang beranggotakan Andromedha Wahyu Alam (FISIP), Dito Christian Sinurat (FH), Mico Lesmana Putra (FISIP), Jovita Rahmawati Kusumaningtyas (FISIP), 'Azaa Izzatul Laila (FBS), Rahimma Artantia Ananda (FMIPA), Sarwestri Hardina (FIK), Nabilla Fitriyani (FISIP), Alif Febriardi Subkhan (FT), dan Andreas Renaldy (FISIP), mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar Negeri 02 Dagen. Tidak hanya sosialisasi, peserta UNNES GIAT 7 Desa Dagen ini menerapkan praktik dengan aturan mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar.
Sosialisasi ini dilakukan di setiap kelas SDN 02 Dagen. Peserta UNNES GIAT 7 Desa Dagen dibagi menjadi beberapa kelompok yang terbagi untuk menjelaskan pentingnya PHBS dan praktik setelah sosialisasi. Pada pukul 10.00 WIB para siswa diarahkan untuk bersiap cuci tangan di wastafel dan juga diajarkan cara menggosok gigi dengan benar. Tidak hanya siswa-siswa SDN 02 Dagen, seluruh komponen di SDN 02 Dagen ikut terlibat dalam menyuarakan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS.
Manfaat besar penerapan PHBS ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan hidup bersih dan sehat agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
#BersamaUNNESGIATMembangunIndonesiaDariDesa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H