Lihat ke Halaman Asli

Kelix Permadi

Musisi & Budayawan

Bunyi Bernama Eksperimental

Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 

Menghindari deskripsi genre, Senyawa mencoba melampaui kategori musik itu sendiri melalui instrumentasi dan teknik vokal yang dipakai. Menabrak kaidah-kaidah bagaimana seharusnya vokalis berperan, Ruly Shabara mengeksplorasi berbagai bebunyian lewat karya-karyanya bersama Wukir Suryadi di Senyawa.

Menjadi line up di Syncronize Fest dan Sound From The Corner, nampaknya musik-musik sejenis seperti yang bernafaskan eksperimental mampu dan memiliki basis masa atau segmentasi pasarnya sendiri.

Sudah ada yang pernah nonton Senyawa? "Tonton dulu deh"

Sebuah bentangan perjalanan bunyi Senyawa di 12 negara dan 2 benua selama 3 bulan, menjadi contoh dedikasi, semangat mental bermusik sebagai musisi yang sudah sepatutnya dimiliki oleh para musisi-musisi lainnya.

19 Januari 2017, dalam interviewnya di Vice Indonesia, mereka mengungkapkan jika musik-musik Senyawa sebenarnya belum menjangkau bahasa sound yang mereka inginkan guna mempertegas karyanya dan dinikmati secara seksama ketika melakukan pertunjukan di Indonesia. Pertunjukan musik eksperimental jelas lebih cerewet terutama masalah sound. Disetiap pertunjukannya, tidak jarang mengalami benturan antara penerjemahan bahasa musik atau sound colour yang tidak sepenuhnya terdeliver kepada soundman/ sound engineer.

Apakah telinga kita siap untuk menerima perkembangan musik eksperimental? "Calling The New Gods" adalah karya paling ikonik untuk berkenalan dengan Senyawa.

Bentuk karya musik seperti apapun akan bergerak dengan sendirinya baik secara komunal maupun individu. Tidak harus sekarang, mungkin 10-20 tahun ke depan, Ruly Shabara dan Wukir Suryadi akan paling sering dibicarakan di meja-meja warung kopi ketika musik Indonesia memasuki era ekperimental. Itu yang mereka percaya hingga saat ini.

Poinnya, musik eksperimental tidak hanya berbicara mengenai komposisi-komposisi yang disajikan dan memanjakan telinga, melainkan ditekankan lebih kepada sebuah peristiwa musik dan proses perjalanan bunyi yang dikemas dan dipertontonkan. Musik hadir untuk musik itu sendiri.

Mari kita mundur sejenak 

Pernah dengar "Slamet Abdul Syukur" "Dedicace #1" & "Memet Chairul Slamet" "Menunggu Batu Bernyanyi" atau karya fenomenal dari John Cage "4.33" ? Mari sedikit berkenalan dengan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline