Wanita yang sama, tipikal dan perawakanpun tak jau beda ‘’ aku hanya ingin anakku kelak dilahirkan oleh wanita cerdas’’
=========================================================================
Lembar demi lembar kertas itu kubuka, bagian dari cerita masa lalu meraka yang menjadi bagian dari perjalan dan ceritaku kelak, ku lihat wajah beliaku di potretnya, walau hanya sebagian dari lekuk-lekuk itu, dua wajah menyatu dalam wajahku, walau kutau kesempurnaan keduanya ada padaku’
Mereka berlalu, tak lagi bercerita seperti mungkin waktu dulu, tentang cita-citaku kelak, tentang apa yang mereka inginkan dan hal sederhana yang membuat mereka bersyukur dengan satu dan yang lainnya,terlalu banyak orang yang berlalu disekitar mereka mengikis sedikit demi sedikit rasa yang tak lagi utuh, atau mungkin memang tak pernah ada, hanya kerna aku menjadi alasan akan kebersamaan mereka, dan menginginkan kelak generasinya tak seperti ‘dia’ yang ingin terlahir cerdas,‘ aku’ justru ingin menjadi seperti kalian, yang bisa melihat justru maut yang memisahkan orang-orang yang kalian kasih dan tak saling membelakangi di waktu malam di tempat tidur yang sama...............................................
Lembar demi lembar kertas itu kubuka, bagian dari cerita masa lalu mereka yang menjadi bagian dari perjalan dan ceritaku kelak, kulihat wajahku, walau ku tau kesempurnaan keduanya ada padaku’
Tak ingin marah, melihat kalian mengatas namakan diriku di atas kepentingan kalian untuk saling berkasih dan saling memandang saat malam tiba di tempat dimana, puluhan tahun kalian huni, tak usah pedulikan diriku yang mulai tersisih kerna kalian begitu bahagia satu dengan yang lainnya, kerna aku bukan orang picik yang harus merusak hatiku melihat kalian saling menyangi, kerna aku di lahirkan oleh wanita cerdas dan itu adalah pilihanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H