Sesekali kita menjadi yang terpilih. Sesekali tidak terpilih. Begitulah kehidupan. Selalu menyajikan dua kemungkinan yang saling bertolak belakang. Untuk menjaga keseimbangan semesta (mungkin).
Yang pasti, ada kebahagiaan dan kesedihan yang selalu mengiringi dua hal tersebut. Kebahagiaan untuk yang terpilih, dan kesedihan untuk yang tidak terpilih.
Wajar. Sangat wajar bahkan jika yang terpilih menjadi bahagi sementara yangtidak terpilih merasa sedih. Tapi, jika kita melihat lebih dalam, mungkin sebenarnya ujung dari kedua hal itu adalah sama: KEBAHAGIAAN.
Kebahagiaan versi Dia Yang Maha Melihat yang tak terlihat dan Dia Yang Maha Mengetahui yang belum terjadi.
Atau juga sama: PENGABULAN DOA
Doa yang terlantun sungguh-sungguh, salah satunya mungkin doa untuk mendekatkan segala yang baik untuk dunia dan akhirat kita serta menjauhkan yang tidak baik.
Jika kita tertakdir menjadi yang tidak terpilih dalam suatu perkara, mungkin itulah cara Allah menunjukkan pada kita bahwa ada jalan lain yang mesti kita tempuh, ada pilihan lain yang menunggu, yang lebih indah. Tentu saja di hadapan-Nya.
Jika kita tertakdir menjadi yang terpilih, berbahagialah dan ingatlah selalu di sana ada campur tangan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H