Lihat ke Halaman Asli

Kiki Kirana

Universitas Muhammadiyah Mataram

Teori empati dari Martin Hoffman

Diperbarui: 17 Januari 2025   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Teori Empati Martin Hoffman: Memahami Perasaan Orang Lain
Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan terkemuka, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman kita tentang empati. Teorinya menjelaskan bagaimana kemampuan kita untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain berkembang seiring bertambahnya usia. Hoffman membagi perkembangan empati menjadi beberapa tahap, di mana setiap tahap ditandai dengan cara yang berbeda dalam merespons penderitaan orang lain.
Tahapan Perkembangan Empati
 1.Empati Global Egosenstrik (Neonatal): Bayi baru lahir belum bisa membedakan diri mereka dengan orang lain. Ketika mendengar bayi lain menangis, mereka cenderung ikut menangis sebagai respon alami.
 2.Empati Egosenstrik (Usia Toddler): Anak-anak mulai menyadari perbedaan antara diri mereka dengan orang lain, namun pemahaman mereka tentang perasaan orang lain masih sangat terbatas. Mereka sering merespons penderitaan orang lain berdasarkan pengalaman pribadi mereka.
 3.Empati Perspektif (Usia Pra-Sekolah): Anak-anak mulai mampu melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Mereka mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda dan dapat merasakan empati yang lebih tulus.
 4.Empati Empatik (Usia Sekolah): Pada tahap ini, anak-anak dapat memahami perasaan kompleks orang lain, termasuk perasaan yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial dan moral. Mereka mulai mengembangkan kemampuan untuk merasakan empati terhadap orang yang tidak mereka kenal secara pribadi.
Komponen Empati
Hoffman juga mengidentifikasi beberapa komponen penting dalam empati:
 a.Kognitif: Kemampuan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.
 b. Afektif: Pengalaman emosional yang timbul sebagai respons terhadap penderitaan orang lain.
 c. Motivasi: Dorongan untuk membantu atau meringankan penderitaan orang lain.
Mengapa Empati Penting?
Empati adalah fondasi dari hubungan sosial yang sehat. Kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain memungkinkan kita untuk:
1.Membangun hubungan yang lebih kuat: Empati memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih dalam.
 2.Memecahkan konflik: Dengan memahami perspektif orang lain, kita dapat lebih mudah menyelesaikan perselisihan.
 3.Membuat keputusan yang lebih baik: Empati membantu kita untuk mempertimbangkan dampak tindakan kita terhadap orang lain.
 4.Membangun masyarakat yang lebih baik: Masyarakat yang penuh empati adalah masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Pentingnya Memupuk Empati
Mengembangkan empati sejak dini sangat penting. Kita dapat memupuk empati pada anak-anak dengan cara:
 a.Menjadi model peran: Tunjukkan pada anak-anak bagaimana cara berempati dengan orang lain.
 embaca buku cerita: Buku cerita dapat membantu anak-anak memahami perasaan orang lain.

 b. Bermain peran: Bermain peran dapat membantu anak-anak belajar untuk melihat situasi dari perspektif yang berbeda.
 c. Mendengarkan dengan aktif: Ajarkan anak-anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain berbicara. 
Teori empati Martin Hoffman memberikan pemahaman yang berharga tentang bagaimana kemampuan kita untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain berkembang. Dengan memahami proses perkembangan empati, kita dapat menghargai kompleksitas emosi manusia dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kemampuan empati pada diri kita sendiri dan orang lain.
Apakah Anda ingin tahu lebih lanjut tentang topik tertentu dalam teori empati Hoffman?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline