Lihat ke Halaman Asli

Kiki Fatmala

Alumni Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kenakalan Remaja Buah Sekularisme

Diperbarui: 14 Juli 2022   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kenakalan Remaja Buah Sekulerisme
Oleh : Kiki Fatmala


Seorang pelajar di Medan jadi korban penganiayaan sekelompok pemuda di di Jalan Seruai, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan. Remaja itu dianiaya di kawasan rumah susun yang menjadi tempat tinggalnya. "ASS mengalami luka jari kelingking dan manis tangan kanan putus. Luka bacok pada pinggang sebelah kiri dan luka bacok pada betis kaki sebelah kanan," tambahnya.      
Tidak ada sebab tanpa akibat.

 Kenakalan remaja adalah sebuah fenomena buruk sosial yang belum mendapatkan penanganan tuntas dari pemerintah. Penyebabnya ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah hilangnya identitas hakiki diri remaja. Sistem kehidupan sekuler telah mengikis identitas dan jati diri remaja sebagai hamba Allah. Mereka memandang kehidupan seakan sekadar tempat bersenang-senang.

Selama ini, kenakalan remaja dianggap sebagai problem yang dapat diselesaikan dari ranah keluarga dan individu. Padahal ini adalah masalah sistemik dikarenakan suasana kehidupan yang sekuler dan liberal. Keluarga yang tidak harmonis menciptakan pola asuh yang berantakan. Pengaruh buruk teman sebaya di lingkungan sekolah atau lingkungan bermain.

 Tontonan yang mengumbar kekerasan bebas ditemukan di media-media online semisal games. Kekurangan sosok yang dijadikan panutan dalam kehidupan. Saksi dalam ketidakadilan yang terjadi di negeri sendiri. Serta pola hukum yang tidak menjerakan. Itu semua adalah faktor-faktor penyebab kenakalah remaja yang berjalan sistemik dikarenakan penerapan sistem kapitalisme-sekuler.

Peluang untuk berbuat kekerasan di kehidupan sosial juga diakibatkan karena sanksi hukum tidak menimbulkan efek jera alias tidak tegas dan minusnya pencegahan dari kekuatan negara, kontrol masyarakat, dan ketakwaan individu. Akidah sekuler yang menjauhkan remaja dari aturan agama menjadikan mereka terombang-ambing dan terbawa arus. Jadilah remaja kita nirakhlak, gemar bermaksiat, dan berperangai buruk.

Akidah sekuler pula yang mengeliminasi peran mereka sebagai pemuda. Generasi muda hanya tahu tentang eksistensi diri untuk meraih kepuasan materi. Jiwanya teracuni pemikiran sekuler, batinnya kosong dengan nilai Islam.

Di dalam maqashid syariah yang diturunkan Allah Swt, negara menerapkan hukum syara' bertujuan untuk menjaga nyawa manusia. Maka segala sebab-sebab yang dapat menghilangkan nyawa, akan dicegah oleh negara dengan pendekatan edukasi dan sanksi yang tegas. Negeri ini harus mengevaluasi, mengoreksi, serta merevolusi total sistem pendidikan agar kenakalan dan problem remaja lainnya dapat terselesaikan secara tuntas.

Sementara di dalam sistem Islam, kehidupan manusia dengan suasana keimanan setiap saat dengan penerapan syari'at dan ri'ayah dari penguasa yang shalih. Syari'ah yang kaffah membentuk ketakwaan pada diri setiap individu beriman, membiasakan aktivitas amar-ma'ruf dan nahi-munkar berjalan di tengah-tengah masyarakat, serta hukum sanksi secara tegas diberlakukan negara kepada setiap pelanggar sehingga memutus rantai kriminalitas. Demikianlah gambaran kehidupan dalam sistem khilafah Islamiyyah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline