Alvredo, sosok yang pasti sudah sangat familiar bagi para bonek mania. Pelatih yang bernama lengkap Angel Alvredo Vera, lahir di Argentina tepat pada 45 tahun yang lalu.
Kesuksesannya membawa tim Persipura menjadi juara ISL tahun lalu, membuat Manager Persebaya Surabaya dengan sengaja menunjuk ia sebagai pelatih di pertengahan musim liga 2 2017.
Kehadirannya mampu membuat Persebaya menjadi tim yang sangat ditakuti oleh lawan. Dan membawa Persebaya kembali berada pada kasta tertinggi dalam sepak bola Indonesia.
Tidak hanya kegigihan dalam melatih, namun kasih sayang dan ketulusan telah ia berikan sepenuhnya kepada Persebaya. Hal itu bisa kita lihat ketika Alvredo tetap mengabdi dan membuktikan loyalitasnya yang tinggi pada tim bajol ijo, meski ia sedang mendapat musibah akan kembalinya sang anak ke Rahmatullah.
Pengorbanan akan hasil berbanding setara kala itu, puncak tangisan alvredo pecah usai laga semifinal liga 2 kontra Martapura FC di Stadion Gelora Lautan Api, pada November tahun lalu.
Namun keberuntungan tak selalu berpihak pada Alvredo, hari penghakiman telah datang menemuinya, kekalahan beruntun yang dialami oleh Persebaya Surabaya memunculkan berbagai cacian. Tuntutan dan serangan para supporter akan rotasi pemain yang bisa dibilang tidak masuk akal, yang mengakibatkan Persebaya berada dalam klasemen bawah pada putaran awal liga 1 ini.
Seakan-akan mata para supporter telah ditutup sebelah mata, keseluruhan kesialan ini mereka curahkan untuk sang pelatih. Yah, ini sudah menjadi konsekuensi dan resiko bagi Alvredo. Tidak akan ada supporter yang rela melihat tim kesayanganya dalam posisi yang terpuruk.
Keputusan sudah dibuat, Alvredo mengundurkan diri sebagai pelatih Persebaya. Ia datang dan pergi dalam kondisi yang sama, yakni ketika Persebaya sedang terpuruk. Meski kepergiannya meninggalkan situasi yang tidak mengenakkan, namun ingatan akan Alvredo tidak semata-mata hanya pada kekalahan dan keterpurukan.
Tidak ada toleransi kekalahan dalam sebuah pertandingan liga seperti ini, Alvredo dengan hormat bertanggung jawab akan kejadian ini, dengan mengakhiri hubungannya dengan tim bajol ijo. Sejenak kita perlu meluangkan waktu untuk mengingat jasa emas yang tak akan pernah bisa dilepas bagi para bonek mania, meski itu hanya dalam ucapan kata terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI