Bosan berwisata ke alam? ingin mencoba hal-hal yang lebih unik, coba yuk berwisata ke tempat sejarah. selain bisa mendapatkan kenyamanan juga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai sejarahnya yang telah lampau dan masih dikenang hingga sekarang. Kali ini tidak perlu eksplore terlalu jauh dan mahal, cukup dengan keliling indonesia saja kita bisa menikmati banyaknya keindahan dunia yang bisa membuat kamu Bangga Berwisata di Indonesia. Destinasi wisata yang biasanya dikejar pelancong adalah tempat yang jauh dari keramaian, dimana lagi kalau bukan di pedesaan atau di kota yang masih asri dan kuat dengan kebudayaan dan juga tradisinya.
Jika mendengar kota Cirebon sesuatu hal yang identik dengannya adalah sebuah tempat yang kaya akan sejarahnya, dan memang benar adanya bahwa Cirebon menjadi destinasi yang kaya akan sejarah, BAT adalah Kota Tua di Cirebon yang menjadi salah satu saksi bisu bagaimana industri rokok di Indonesia pernah berjaya pada masanya. Gedung BAT ( British American Tobacco) Cirebon adalah sebuah bangunan yang terletak di jantung kota Cirebon tepatnya berlokasi di Jalan Pasuketan Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat letaknya ada di pojok perempatan dan bersebrangan dengan Bank Mandiri. Tempat ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai cagar budaya kota Cirebon, dan menjadi sangat populer dikalangan masyarakat lokal juga turis.
Arsitekturnya yang unik menjadi daya tarik tersendiri untuk yang berkunjung dengan keuntungan mudah dijangkau juga hanya bayar parkir saja bisa menikmati keindahan khalayaknya pergi ke Eropa dengan suasana bangunan tua yang sangat asri. Pemandangannya begitu indah sekaligus bersih menambah kenyamanan bagi pengunjungnya. Tempat ini menjadi sangat ideal untuk dijadikan tempat berkumpul dan menikmati secangkir kopi juga makanan, tapi ingat harus selalu menjaga kebersihan dimanapun berada ya, agar lingkungan tetap terjaga. Disini terdapat banyak bangunan berusia puluhan tahun yang dibangun sejak masa kolonial belanda.
Bangunan ini awalnya dimiliki oleh perseroan bernama Indo Eguptian Cigarettes Company, kemudian pada tahun 1923 diakusisikan penuh oleh British American Tobacco yang berkedudukan di Inggris. Bangunan ini dijadikan sebagai pabrik dan kantor pengelola tembakau. Gedung ini mengalami kisah dengan sejarah yang panjang dari mulai berdirinya hingga segala lonjakan maupun penurunan dalam perindustrian yang hingga kini masih eksis walaupun bukan lagi sebagai tempat yang memproduksi rokok lagi seperti dahulu. Perusahaan ini bermula dan tumbuh hasil dari patungan Inggris-Amerika yakni dengan mendirikannya di Cirebon (1925) serta di Surabaya (1928).
Perusahaan ini mengalami jatuh bangun yang cukup panjang jangka waktunya, hingga pada akhirnya mengalami jatuhnya perusahaan saat terjadinya perang dunia ke dua dan mengakibatkan berhentinya produksi untuk beberapa waktu. Setelah itu membaik lagi kemudian pada sekitar tahun 1924, bangunan mulai direnovasi dan diubah menjadi kafe dan pusat budaya.
Gaya bangunan mengalami renovasi dan sentuhan gaya art deco dari arsitek F.D Cuypers dan Holswit. Pada tahun tersebut pabrik dibangun dan menjadi produsen rokok putih terbesar di Indonesia. Sejarah juga mencatat, rokok kretek mendapat tempat terbaik di hati masyarakat kelas menengah bawah, dan rokok putih biasanya dikonsumsi oleh orang pendapatan tinggi. Rokok putih adalah rokok yang dibuat tanpa campuran cengkeh, itulah perbedaan mendasar dengan rokok kretek. BAT menjadi produsen rokok terbesar di Hindia Barat saat itu. Pada tahun 1963, perseroan dimiliki oleh Inggris, pemerintah Indonesia pun mengambil alih.