Lukanya perlahan sirna
Namun, tidak dengan ketakutannya
Takutnya terus menghantui
Tangisnya terus berulang
Air matanya tak berhenti membentang
Sayatan yang melebar
Tidak pudar
Namun makin berair
Sakitnyya benar tak terasa
Sesaknya kian menyiksa
Terlintas akankah sama?
Seperti sebelum-sebelumnya
Dentuman ledakan amarah, dikuasai oleh mereka
Segerombolan para penyiksa
Ruang kecil yang tak punya arah
Dia berkata
Hei Gila !!!
Padahal merekalah yang gila,
Merebut, mencengkram, merobek, mencincang raga yang tak punya salah
Dihabisi oleh berbagai prakata
Sehingga kepuasan didapatkannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H