Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Noktah (8)

Diperbarui: 19 September 2022   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Perihal Tawa Yang Tak Lagi Sama

Jika sebelumnya Kayla adalah gadis yang sangat periang, maka setelah beranjak SMA dan kelas XI Kayla semakin murung dan tidak banya bicara. bicara hanya ketika perlu saja.

Jika dulu Dia bisa mengekspresikan semua hal melalui sikapnya dan tawanya yang sumringah, sekarang sudah tidak lagi. lingkungan dan suasana hatinya beserta keadaan yang memaksanya untuk berhenti menjadi manusia yang menyenangkan seketika.

Pada kelas XI banyak sekali temannya yang jauh lebih dominan darinya dari segi apapun, karena mereka semua memiliki eskul dan aktif di organisasinya, sedangkan Kayla adalah minoritas dari mayoritas. Kayla berhenti eskul sejak dari Kelas X karena selalu kena marah balik larut sore. Kayla hidup selalu dengan kekangan dan tekanan dari keluarganya. hal yang paling mendasar adalah jika dirinya tidak balik awal tidak ada yang beberes rumah di sore hari. padahal disitu ada bibinya yang disebut adalah adik dari ayah Kayla, tapi setiap hari Kayla adalah budak dari mereka semua yang tinggal di rumah. kegiatan seperti ini memang sangat umum, anak memang perlu membersihkan rumah dan lain-lain tapi seharusnya tau tempat dan waktu bukan malah jadi banyak mengeang segala kegiatannya. akhirnya, Kayla memutuskan untuk mengalah dan melepaskan eskulnya demi harus patuh terhadap hal yang akhirnya disesali dikeudian hari.

menjadi bagian minoritas dari mayoritas itu cukup menyebalkan dan mengusik fikiran beserta fikiran Kayla yang mudah overthinking terhadap sesuatu. setelah hal itu bermula dan tentu saja Kayla bukan bagian dari orang yang lebih menonjol dari bidang apapun, hanya pada praktikum bahasa indonesia ataupun sastra indonesia saja dia jauh lebih unggul entah dari acting, ataupun penyampaian bahasa dalam sebuah bait kata. intinya di kelas tersebut Kayla sangat tidak terlihat, berbanding terbalik dari kelas sebelumnya yang di cintai banyak orang. bahkan dikelas XI Kayla hanya memegang tahta sebagai Sekertaris hanya pada periode 1, Sekertaris adalah babu menulis dipapan dan berakhir nulis sendiri dibukunya 2x kerja tapi ya Kayla menyukainya karena dia suka menulis, apalagi pelajaran Bahasa Arab yang katanya bisa nulis dipapn hanya Kayla padahal dia juga tidak begitu cantik tulisan arabnya.

Karena merasa dirinya berbeda, Kayla selalu berjalan sendirian, bahkan selalu senang nongkrong di genting sebelah balkon hanya sekedar untuk duduk atau melihat teman-temannya yang sedang bermain basket di lapangan. tempat ini selalu menjadi tempat yang berbeda bagi dirinya, karena cukup menyenangkan bisa melihat langit dan dtaran dari sudut yang berbeda. dari hal tersebut banyak yang jadinya bahkan ikut-ikutan duduk disitu dan akhirnya kena teguran dan tidak boleh duduk disitu. setelah kejadian tersebut Kayla jadi lebih sering tiduran dibangkunya atau bergegas untuk sholat dhuha.

ketika kelas XI ekonominya semakin sulit, Ayahnya semakin menjadi-jadi, dan yang hanya perlu di syukuri adalah masih bisa berangkat sekolah. itu saja yang bisa Dia terima. walaupun tidak lagi bisa menikmati uang jajan dan bisa jajan di sekolah. bahkan harinya semakin nelangsa, ketika kelas membuat kantin kelas sendiri, yang lain jajan dia hanya tiduran tiduran ketika jam istirahat ataupun pergi ke masjid sekolah untuk sholat dhuha atau sekedar duduk diam disana. menjadi manusia normal dari kebanyakan orang itu sangat menyenangkan, tapi ketika berbeda itu seperti merasakan petaka yang menyakitkan. sekali lagi Kayla tidak begitu ambil pusing dan menerimanya saat itu, karena masih ada celah baik yang tentunya temannya tidak begitu melihat aneh ke arahnya.

hari-hari dijalaninnya dengan hal serupa sampai lulus kelas XI kemudian masuk ke kelas XII dengan wali kelas yang berbeda dan kelas yang semakin dekat dengan masjidnya. ada keunggulan karena ketika hal yang tidak menyenangkan untuknya datang, dia bisa langsung pergi kesana, ini sangat dekat karena percis bersebelahan hanya berjalan sedikit saja sudah sampai, kelasnya dilantai 2, dan masjidnya bersebelahan.

hari-hari yang membosankan karena selalu berisi keluhan, keluarganya yang selalu memberikan kalimat buruk, mengusirnya dari rumah setiap saat dan itu hal yang sangat menyakitkan. nasib baik Kayla mempunyai teman sebangku di kelas XII yang jauh lebih baik dari sebelumnya, dia bernama novia walaupun anaknya sedikit lelet dan juga setiap mata pelajaran selalu berbeda pendapat dan pasti ribut kecil karena perbedaan itu, mereka saling menyayangi satu sama lain. Novia bahkan seorang pemberani karena dia mengikuti eskul PSTD atau silat. semua keuh kesahnya Kayla, Novia pasti mengetahuinya.

Hari itu masalah dirumahnya begitu rumit dan Kayla memutuskan untuk tidak pulang dan memilih untuk menginap dirumah Novia, nasib baik Novia mengizinkannya. dan hari berikutnya masih sama pulang dirumah Novia, dengan segala bentuk penyusahannya akhirnya Kayla mencoba untuk pulang setelah 2 hari berada dirumah Novia, namun ketika siang itu sedang berjalan-jalan ke sawah Kayla menangis, entah apa yang ditangisinya, ternyata Dia menahan sesak yang amat dalam terhadap lukanya. dan akhirnya Novia menenagkannya dengan caranya, bahkan Novia sempat kebingungan dari yang tadinya tidak terjadi apa-apa kemudian menangis begitu saja.

keesokkan harinya Kayla memutuskan untuk pulang namun, Novia mengajaknya untuk ikut Latihan silat, tadinya tujuan awalnya adalah untuk sekedar senag-senang namun ternyata pelatih yang sekaligus guru Sejarah kebudayaan islam ataupun PKN ini yang jika bertemu Kayla suka mengejeknya dengan kalimat "monyong" karena Kayla sangat brisik dan suka teriak-teriak dengan suara cemprengnya, baoak ini antusias mendengar Kayla mengikuti kegiatan ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline