Manusia merupakan Individu kopleks yang memiliki dinamika interaksi dengan lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, dan masyarakat umum. Dalam berinteraksi pada kehidupan sehari-hari tidakjarang manusia menghadapi permasalahan kompleks. Masalah ini bisa timbul ketika ada peristiwa yang tidak dapat diatasi dengan perilaku rutin. Masa remaja merupakan masa yang penuh masalah karena masa ini adalah periode perubahan tubuh, pola perilaku, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial serta merupakan masa pencarian identitas untuk mengangkat diri sendiri sebagai individu.
Masa remaja dianggap sebagai periode "badai dan tekanan" di mana terjadi banyak perubahan secara mendadak dan cepat pada masa remaja, baik secara emosi maupun mental. Karena adanya peruban tersebut, remaja sering mngalami kegoncangan dan emosinya menjadi tidak stabil. Para ahli menyebutkan masa remaja ialah masa dimana individu sedang mengalami perkembangan emosi yang memuncak dalam arti sangat mudah untuk berubah-ubah, mudah meledak, dan berlangsung lebih sering sebagai akibat dari perubahan dan pertumbuhan fisik.
Stabilitas emosi merupakan salah satu indikator dari kematangan emosi. Stabilitas emosi adalah terbebas dari sejumlah besar variasi dalam suasana hati dan termasuk sifat karakteristik orang yang memilki kontrol emosional yang baik. Kestabilan emosi berperan pengendali, supaya reaksi emosional baik positif maupun negatif yang dihasilkan tidak berlebihan dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Apabila individu memiliki kestabilan emosi yang baik maka akan menghasilkan reaksi emosi yang tepat, tidak berlebihan dalam menghadapi masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari dan akan mengarah pada tercapainya pemecahan masalah yang ideal.
Remaja membutuhkan bantuan dalam perkmbangan emosinya secara positif agar mampu mengatasi masalah-masalah yang dialaminya dengan cara yang tepat. Remaja yang sedang menhgadapi masalah, idealnya membutuhkan suatu perencanaan dan pengelolaan aktivitas yang baik, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat memecahkan masalah dengan mudah dan cepat. Kemampuan remaja dalam melakukan pemecahan masalah atau problem solving akan menuntun remaja jaman sekarang menjadi pribadi yang dewasa. Problem Solving merupakan nilai menyeluruh individu mengenai kemampuan khusus dalam pemecahan masalah yang terjadi pada hidupnya.
Permasalahan Perubahan Fisik Pada Remaja
Permasalahan perubahan fisik banyak di rasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya, permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang di inginkan seperti seorang remaja yang memiliki kulit hitam, tetapi dirinya menginginkan kulit putih. Dampak dari permasalahan perubahan fisik ini mereka kurang percaya diri. terdapat beberapa kemampuan problem solving yang dapat dilakukan individu yang berhubungan dengan ketidakpuasan bentuk tubuh dengan berusaha untuk menahan diri yang didasari dengan adanya:
1. Pertimbangan untuk melakukan tindakan yang mampu menyelesaikan masalah dengan cepat.
2. Tindakan instrumental
3. Usaha untuk mendapatkan informasi, nasihat dan dukungan secara emosional dari orang-orang terdekat.
Perlu diketahui, kestabilan emosi pada dasarnya sangat diperlukan seorang remaja dalam kehidupan pribadi di tengah perkembangan ilmu pengetahuan teknologi seperti media sosial yang begitu marak sehingga dapat selektif dalam menggunakannya. Kestabilan emosi diperlukan untuk menjaga seseorang agar dapat memiliki sikap yang tepat dalam menyikapi masalah yang semakin kompeks dengan mengunakan kemampuan problem solving. Disinilah peran penting kestabilan emosi untuk menyelesaikan suatu masalah dan memiliki kemampuan problem solving yang baik dalam permasalahan fisik serta permasalahan lain yang dialaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H