Beberapa waktu lalu ada data data tamu hotel Marriott Group. Sekitar 500 juta data pribadi tamu hotel dicuri oleh peretas. Data termasuk nama, alamat, nomor telepon, e-mail, nomor paspor, tanggal lahir, jenis kelamin, informasi dan biaya, hingga nomor kartu kredit, tanggal kedaluwarsa. Marriott International mengungkapkan bahwa peretas secara ilegal mengakses data dasar Starwood sejak 2014.
Seperti dilansir dari laman https://www.wikimedan.com , Tidak hanya Marriott, ada beberapa hotel di jaringan Starwood. Mulai dari W Hotels, St. Regis, Sheraton Hotels & Resorts, Westin Hotels & Resorts, Elemen Hotel, Aloft Hotels, Luxyry Collection, Tribute Portfolios, Le Mridien Hotels & Resorts, Four Points by Sheraton dan Hotel Desain. Menanggapi kasus pencurian 500 juta data dari tamu Marriot Hotel, Kaspersky Lab memberikan pernyataan resmi yang dinyatakan oleh David Emm sebagai Peneliti Keamanan Utama di Kaspersky Lab. "Ini adalah salah satu pembekuan data besar yang pernah kami lihat. Grup Marriott adalah jaringan hotel internasional terkenal.
Masih banyak hal yang harus diselidiki bagaimana 500 juta tamu dapat terkena serangan cyber ini. Meskipun kami baru saja mulai mengamati berbagai hal yang terjadi, yang jelas adalah bahwa solusi Starwood Hotels and Marriott Group jelas tidak cukup jika menggunakan pihak ketiga yang tidak dikenal ke dalam sistem, "kata David. "Ini menunjukkan bahwa sistem hotel hotel Marriott masih belum optimal. Marriott harus memberi lapisan darah untuk mencegah pencurian data," kata David.
David mengatakan, data pencurian ini sekarang merupakan salah satu yang paling penting dalam sejarah.
"Tidak hanya jumlah informasi yang dicuri cukup buruk, tetapi apa yang sedang terpapar adalah database resume pribadi jutaan orang. Fakta ini menunjukkan berbagai tindakan mulai dari tombak-phishing hingga spionase dunia maya. Insiden skala seperti itu tentu memotivasi kami untuk terus meningkatkan kebijakan privasi kami, dan data subjek yang akan kami bagikan, "katanya.
David mendesak konsumen yang peduli tentang data pribadi untuk menindaklanjuti pemberitahuan yang diterima jika mereka termasuk serangan.
"Tapi kami tetap mendorong mereka untuk secara proaktif memverifikasi dengan kelompok Marriott. Kami juga mengharapkan konsumen untuk tetap waspada, karena jenis ini akan mengarah pada serangan baru dan penjahat cyber baru. Perbaikan besar mereka berpura-pura menjadi bagian dari Ex-Starwood atau Marriott Group jaringan hotel. Kami menyarankan pengguna untuk mengubah kata sandi Anda dan menggunakan kartu elektronik non-fisik di semua pembayaran online, "tutup David.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H