Lihat ke Halaman Asli

Kiki Isbianto

penulis lepas

Ruang Tunggu Transformasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

138933910132332143

Awalnya ngira semua perangkat dalam Ruang Tunggu ini, buat ngeledek perempuan.  Perempuan yang hobby nya ngobrak-abrik penampilan. Idung asli udah sempurna untuk bernafas, eh.. dibikin selancip Pinokio. Mata sipit jadi belok. Dada kempes berubah cembung. Perut cembung - diratain. Paha dan betis semontok tales Bogor, dirampingin. Dan seterusnya.

Ternyata salah tebak. Inilah Ruang Tunggu Klinik Dr Poh Tong. Plesetan nih, potong maksudnya ! .. eh, apenye nyang dipotong yak ? Anggota tubuh yang tidak sesuai dengan gejolak jiwa.

13893391521705111993

Pelik ini. Oleh karenanya, Shieko Reto, sang seniman instalasi “Waiting Room” ini, berusaha menjembatani dunia transgender dengan dunia awam.

1389339201387669242

Berbadan pria, berjiwa prempu. Betapa sulit menyesuaikannya, secara fisik dan psikis, sehingga diterima apa adanya oleh makhluk awam. Penyesuaian ini bagaikan perjuangan seumur hidup. Mulai dari menjalani berbagai operasi fisik poh-tong, permak lepis, ketok mejik, dst.. dst.. yang pelik dan menyakitkan. Pengurusan dokumen penting dari pihak yang berwajib. Hingga penerimaan keluarga, kerabat, kolega kerja, teman dan lingkungan awam lainnya.

1389339255549949818

Bukankah sepanjang hidup ini emang penuh perjuangan ? Bila kita beruntung, terlahir tanpa perlu penyesuaian fisik dan psikis lebih lanjut. Tidak perlu melewati perjuangan lahir batin ini.. sudah selayaknya kita meringankan beban mereka. Darah mereka semerah darah kita. Oksigen yang mereka hirup sama persis dengan O2 yang dibutuhkan paru-paru kita. Perasaan dan pikiran mereka, sama sensitif nya, dengan apa yang ada dalam batin dan kepala kita.

1389339309148985603

Jadi, buat apa mengejek dan merendahkan sodari-sodari transgender ini ? Kembalikan kondisi ini pada diri sendiri. Bila kita tidak mau dicibir dan di-hina-dina-kan, jangan lakukan itu untuk orang lain. aiiih.. weiitje.. udahan ah seriusnya.. Semoga semua makhluk berbahagia. Singapore Biennale @ 8Q, 28 Dec 2013.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline