Pada tulisan sebelumnya, saya menuliskan beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa Dana BOS rawan Gembos. Kementerian Pendidikan dan Budaya Indonesia, melalui jajaran Dirjennya berusaha menciptakan solusi terbaik agar bocornya dana BOS yang begitu banyak, dan juga penyerapannya yang sangat kurang. Salah satu solusi yang berhasil dibuat oleh Tim Kemdikbud adalah munculnya Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah atau disingkat SIPLah.
Di tahun 2018 pada Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Presiden menyampaikan, "Mengingat tugas guru yang mulia dan sangat berat, saya tidak ingin para guru masih dibebani dengan tugas-tugas administrasi yang berat. Guru harus lebih banyak bersama siswa, tidak sibuk urus administrasi."
Kemudian disusul pada kesempatan lain, Presiden menegaskan pentingnya penyederhanaan administrasi sekolah, "Administrasi jangan lagi ruwet-ruwet, jangan lagi mbulet- mbulet. Semuanya harus dapat disederhanakan. Ini saya titip ke Mendikbud, Menpan-RB, gubernur, walikota, dan bupati".
Seiring dengan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga pernah mengatakan dan dikutip oleh CNN Indonesia, "Indonesia masih berada di belakang beberapa negara Asia dari segi pendidikan, padahal kami telah mengeluarkan anggaran 20 persen dari APBN untuk edukasi selama 10 tahun terakhir. Ini masih belum memuaskan, bahkan mungkin kami kecewa karena lulusan pendidikan Indonesia tidak mencapai level yang diinginkan," jelas Sri Mulyani.
Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah atau SIPLah, diluncurkan untuk menjawab keinginan Presiden Jokowi dan juga memberikan pelaporan yang transparan terhadap masyarakat melalui Kementerian Keuangan.
Penyederhanaan Pengadaan
Dengan SIPLah, pihak sekolah tidak akan lagi dituntut dengan berbagai keruwetan soal administrasi. Karena Kepala Sekolah sebagai pelaksana anggaran Dana BOS bisa langsung melakukan belanja keperluan sekolah melalui Marketplace yang sudah terverifikasi. Metode SIPLah diantaranya adalah menggandeng UMKM dan Marketplace untuk saling terintegrasi, dalam penyediaan barang-barang kebutuhan sekolah. Sekolah bisa langsung mendaftar ke salah satu Marketplace yang sudah bekerja sama dengan SIPLah dan kemudian melakukan pembelanjaan.
Beberapa Marketplace yang sudah bekerja sama dengan SIPLah diantaranya: