Fenomena halal bi halal dengan saling mengucapkan "minal aidin wal faidzin" di antara sesama umat merupakan tradisi yang hanya ada di Indonesia. Halal bi halal merupakan idiom yang datang dari kreasi Presiden RI pertama Bung karno dan KH. Wahab Chasbulloh , budaya seperti ini tidak ada di belahan dunia manapun selain di bumi nusantara.
Tradisi yang memang tidak pernah di ajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW secara syar'i namun secara prinsip, Islam mengajarkan kepada setiap umatnya untuk dapat saling memaafkan di antara saudara seagama maupun sesama manusia.
Begitu jeli dan cerdiknya Ir. Sukarno meramu suatu kreasi budaya yang seterusnya menjadi sebuah tradisi yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat.Konon Bung Karno terinspirasi oleh timbulnya perpecahan politik diantara elit di masa 3 tahun pasca kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dengan melihat kondisi yang mengancam disintegrasi bangsa itu maka bung karno berinisiatif untuk menyatukan para elit dengan suatu konsep yang lebih dari sekedar pertemuan biasa.
Sebenarnya dalam Islam sendiri sudah ada konsep silatuhrahim atau silaturahmi namun Bung Karno menginginkan suatu istilah yang baru sehingga lahirlah idiom halal bi halal yang kita kenal sampai saat ini.
Momen hari raya Idul Fitri bisa kita jadikan sebagai perangkat atau alat bagi umat Islam khususnya untuk dapat saling memaafkan satu sama lain meskipun perbedaan pandangan atau pendapat tidak bisa kita hindarkan.
Memberi atau meminta maaf merupakan kemampuan untuk memahami bahwa kebenaran yang kita pahami sebagai kebenaran bukanlah suatu kebenaran mutlak, dan kesalahan yang dilakukan pihak lain terhadap kita juga bukan merupakan kesalahan absolut yang tidak memiliki ruang untuk di maafkan.
Kesadaran bahwa setiap manusia tidaklah sempurna akan memberi output kepada setiap individu maupun kelompok untuk menyadari bahwa kita sebagai manusia tidak luput dari berbuat salah dan melampaui batas kepada saudara, kerabat bahkan kepada orang-orang yang bersebrangan dengan kita.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H
Wassalam