Lihat ke Halaman Asli

sumardi

Jurnalis

Siapa yang Lebih Dicintai Tuhan?

Diperbarui: 27 Mei 2017   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika seoarang pejabat adalah seorang ahli agama yang diberi amanat oleh Tuhan mengemban jabatannya. Maka apa yang harus dilakukan oleh seorang pejabat tersebut?

Semestinya melakukan amanah yang diembannya sesuai aturan Negara dan juga tidak melanggar aturan Tuhan. Apapun tugas dan kewajibanya dilakukan sesuai mekanisme yang ada sehingga terbebas dari tuntutan dan jerat hukum yang berlaku dinegara dan wilayah yang dikuasainya. Amanah tersebut disingkronkan dengan aturan Tuhan agar amalannya diridhoi Tuhan dan menjadi berkah.

Ada sebuah cerita yang mendasari tentang amanah seorang pejabat yang ahli ibadah. “Pada suatu hari datang seorang wartawan mendatangi kantor sang pejabat. Bertanyalah sang wartawan kepadanya tentang anggaran ini dan itu, atau juga tentang proyek dan bantuan yang dikerjakan instansinya. Dengan tergagap sang pejabat menjawab  telah mengerjakan semua proyek dan bantuan dengan baik sambil menunjukkan beberapa bukti faktual maupun administrasinya.  Perbincangan itu terjadi beberapa waktu sehingga tibalah saatnya sang wartawan untuk berpamitan. Tapi apa yang dilakukan oleh sang pejabat, yakni menghentikan langkah sang wartawan untuk mempersilahkan duduk dengan jenak. Sementara sang pejabat keluar kantornya menuju ke ruang keuangan. Sekembalinya dari ruang keuangan sang pejabat menyodorkan sejumlah uang yang dibungkus dalam sebuah amplop putih. Lalu sang wartawan menerima dan pulang.

Dilain waktu juga datang wartawan lain kekantor sang pejabat tersebut. Tidak banyak yang dibicarakan , karena sang wartawan merupakan teman karib yang seiman. Dengan terang-terangan wartawan tersebut mengungkapkan perihal kedatangannya, yakni  meminta sejumlah uang dengan ikhlas untuk dirinya selagi kesulitan keuangan (buat makan).Sang pejabat mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki uang untuk membantunya. Sang wartawan pulang dengan perasaan kecewa, karena sang pejabat lebih peduli terhadap penutupan dosa dengan perbuatan dosa ketimbang menolong saudaranya yang tengah kesulitan. Dalam hati sang wartawan yang kecewa ini protes terhadap keadilan Tuhan bahwa tidaklah layak seorang pejabat semacam temannya tersebut masuk surge-Nya. Jika Tuhan melakukan itu kelak, maka dirinya akan protes kepada Tuhan paling depan.

Analisany,a ternyata banyak sekali orang yang terjerat perbuatan tidak baik dan menutupinya dengan perbuatan tidak baik pula. Selain itu menghilangkan ukhuwah dengan kekawaitrannya terhadap hukuman yang akan menimpa dirinya. Padahal hukuman itu akan mengurangi dosa dan membersihkan hak-haknya yang kotor dari perbuatannya sendiri yang tidak benar.

ApakahTuhan akan menghukum orang-orang seperti pejabat tersebut? Belum tentu! Kenyataannya banyak pejabat tidak amanah yang masih berkuasa dan selamat. Itu tandanya Tuhan masih mencintainya, sekaligus melindunginya dibanding wartawan yang meminta dengan keikhlasan.

Lalu asumsi kita bagaimana?

Apakah kita akan mendoktrin bahwa Tuhan itu tidak adil? Atau memang kehendak-Nya seperti itu, bahwa itulah ujian Tuhan bagi sang wartawa tersebut. Bisa jadi Tuhan tidak mengijinkan sebagian banyak dari hambanya hidup layak diakhirat nanti dengan mennempati surga-surga-Nya kecuali yang dicintainya. Karena otomatis pejabat nakal diancam neraka, sedangkan sulit bagi wartawan untuk hidup layak tanpa banyak melakukan hutang demi kelangsungan hidup keluarganya. Mau berbuat baik berujung malapetaka dengan pengorbanan yang sia-sia.

Ataukah justru Tuhan itu tidak jelas keberadaannya? Sehingga salam menetapkan hukum tidak memiliki kepastian.  Coba sekali lagi kita renungkan dan manifestasikan perilaku dan amalan kita sebagai insan yang beragama didunia fana ini.

*** semoga berhasil ***

  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline