Lihat ke Halaman Asli

Catatan Catur: Botvinnik Formula

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Mantan juara dunia GM Mikhail Botvinnik dikenal sebagai Bapak teori catur moderen dan pendiri The Soviet School of Chess yang memunculkan pecatur-pecatur hebat seperti Karpov, Kasparov, Kramnik dan lain-lain mengatakan :"Knight end game are Pawn end game." Ini dikenal teori catur sebagai Botvinnik Formula.

Bagi saya terjemahannya kurang lebih berarti semua teori-teori babak akhir bidak berlaku juga pada babak akhir Kuda, tapi saya sengaja menuliskan kata-kata aslinya disini agar kita dapat menerjemahkannya sesuai pengertian kita masing-masing.

Sebagai pecatur kita tentu mengetahui bahwa ada pelajaran teori mengenai masing-masing buah di babak akhir, ada teknik Pawn End Game, Bishop, Queen dan yang paling sulit adalah Rook End Game.

Jelas sekali bahwa setelah buah mulai berkurang diatas papan maka karakteristik setiap buah akan semakin menonjol, itulah sebabnya tidak ada pelajaran permainan Menteri, Benteng, Gajah ataupun Kuda di pembukaan atau babak tengah, karena buah masih terlalu banyak sehingga karakter buah belum banyak berpengaruh.

Sulit belajar catur tanpa papan catur, oleh karena itu kita tidak sedang berdiskusi tentang catur disini. Belajar catur yang paling tepat adalah seorang diri didalam kamar bersama laptop, software dan buku.

Catur adalah riset, catur adalah permainan sendirian. Pelatih jika anda memilikinya sebenarnya hanya menyusunkan program berlatih dan anda harus belajar sendiri.

Kalau benar kata Torre bahwa kita bermain catur setiap hari didalam hidup ini, maka Botvinnik Formula berarti juga berlaku dalam hidup kita dan barangkali kita bisa menerjemahkannya sebagai peristiwa dalam hidup kita terjadi dengan bermacam-macam tema.

Kadang-kadang kita berada pada kondisi kerja yang baik secara sosial maupun ekonomi, dilain waktu kita terpuruk secara moral serta melemahkan mental dan semangat kita.

Pernah juga terjadi masalah dengan istri, saudara bahkan teman-teman, atau dalam suatu masa kita merasa jalan ditempat dan tidak mencapai kemajuan apapun dalam hidup.

Sebenarnya jika kita merenungkan kembali, masalah utama dalam hidup kita temanya seringkali hampir sama saja, berulang-ulang, meskipun soalnya berbeda tipis, persis seperti tema catur yang kita hadapi.

Ending Benteng misalnya tidak akan lari dari Lucena tema, Kasparian position, Cohcrane position dan sejenisnya, hanya posisi dan letak buahnya berbeda-beda, maka kita harus sangat teliti dan cermat mengaplikasikan teori yang akan kita pergunakan menjawab soal.

Apa bedanya dengan hidup? menurut saya rasanya hampir sama saja. Bila kita mau mencermatinya, masalahnya sama. Setiap hari kita perlu progress dan kemajuan dalam hidup secara teratur.

Persoalannya hanya kita berada disituasi dan kondisi alias posisi yang tidak sama setiap waktu, artinya temanya (soalnya) sama dan kita sebagai buah catur yang berpindah-pindah, maka teori yang akan kita pakai menjawab soal pun harus dipilih dengan cermat. Jangan memainkan ending Gajah dengan teknik-teknik Menteri, tentu itu tidak valid.

Tapi ada tema hidup yang sama dan hanya berulang kata Botvinnik, artinya anda dapat menghadapi tanggung jawab study anda di perguruan tinggi dengan ambisi yang sama besarnya dengan ketika anda belajar catur, kenapa tidak?

Atau mengapa kita bisa sangat ulet dan ngotot ketika bertanding catur tapi tidak ketika menghadapi pekerjaan, padahal itu sama saja. Demikianlah Botvinnik Formula mengingatkan kita bahwa ilmu catur anda sebenarnya berlaku valid didalam hidup anda.

Para pecatur sebenarnya sangat tepat dengan apa yang digambarkan oleh Decrates " Saya hidup karena saya berpikir."

Harapan saya kepada sahabat-sahabat catur adalah, intan tetaplah harus bersinar sebagai intan meskipun sedang berada di lumpur.

Photo: http://www.chess-game-strategies.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline