Lihat ke Halaman Asli

Catur, Bukan Sekedar Permainan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

BUKAN SEKEDAR PERMAINAN
Catur memang hanya sebuah permainan, tetapi permainan bukanlah hal yang sederhana dalam kehidupan, manusia hidup memerlukan permainan untuk mengenali dirinya sendiri.
Permainan apapun adalah dinamika untuk mengalahkan perlawanan, pada filsafat manusia ini dinamai AGON artinya perjuangan mengalahkan perlawanan untuk menunjukkan kelebihan atau keperwiraan, setiap kemenangan bertujuan untuk mendapatkan kegembiraan atau kebahagiaan yang disebut EROS.
Namun setiap permainan mempunyai aturan yang harus dipatuhi, oleh sebab itu permainan mendidik seseorang untuk tidak berbuat semaunya sendiri demi mencapai tujuan menang, disitu setiap orang melucuti diri dan aku nya, mengikuti rule of game dan menemukan batas kemampuan serta diri sendiri dengan sewajarnya.
Dalam bermain manusia menjadi manusia ( Prof. Dr. N. Drijarkara SJ. "filsafat manusia", hal 82, permainan sebagai aktivasi dinamika, kanisius 1969).

Manusia adalah mahluk yang selalu berhadapan dengan dirinya sendiri, dalam menjawab dan menghadapi semua masalah, persoalan terbesar setiap orang adalah bagaimana mengatasi dan mengontrol batin dan pikirannya. Dalam setiap tindakan atau keputusan apapun, seseorang sebenarnya sedang mengolah diri, mengangkat atau sedang merendahkan martabatnya sendiri.
Hidup seseorang memang selalu berubah-ubah, kehidupan ini konkrit dan tidak pernah statis, tapi dalam setiap perubahan situasi bagaimanapun, menjadi kaya atau jatuh miskin, terhormat atau sedang terpuruk, siapapun tetaplah dirinya sendiri.
Itulah sebabnya seseorang harus selalu mampu mengontrol rohani dan jasmaninya yang pada kehidupan nyata sehari-hari adalah tindakan dan perkataannya agar tidak merendahkan martabat kemanusiaannya, pada filsafat ini dikatakan sebagai " seseorang harus bersatu dan berjarak terhadap dirinya sendiri."

Pada salah satu ceramah di "damailah Indonesiaku" mantan Menpora, Adhyaksa Dault mengatakan "Anda tidak mungkin memperbaiki dunia, tapi anda wajib mengingatkan komunitas anda.". Pernyataan ini benar, oleh karena itu kita mendiskusikan tentang apa dan bagaimana permainan catur, serta yang dapat diperoleh dari aktifitas tersebut, karena catur adalah komunitas dan kita semua seharusnya mendapatkan manfaat maksimal yang bisa dipetik dari kegiatan ini.
Paling pertama yang mestinya disadari dalam menjalani kehidupan adalah tujuan yang ingin dicapai pada titik puncaknya, seperti orang berlari tentu ada finishnya, berkendara mesti ada sampainya, sebab kalau tujuan tidak ada atau tidak diketahui, maka " cape deh ".
Setelah tujuan hidup ditetapkan, persoalan berikut adalah bagaimana cara mendapatkannya.
Manusia terdiri atas jasmani dan rohani, setiap orang yang ingin berpikiran sehat, syaratnya adalah harus mempunyai badan yang sehat, Men sana in copore sana, hal ini tidak perlu dijelaskan lagi, yang lebih penting adalah menyadari bahwa tidak semua badan sehat memiliki jiwa yang sehat.
Mungkin bagi seorang dokter umum, badan sehat berarti tidak ada penyakit, namun norma itu belumlah cukup untuk menunjukkan keadaan kesehatan dalam keseluruhan diri manusia. Bagi seorang dokter jiwa atau psikolog, kesehatan bukan hanya soal badan tetapi seluruh soal manusia termasuk jiwanya.
Menurut DR. M.J. Langevel dalam "menuju kepemikiran filsafat" banyak sekali orang yang sakit secara kejiwaan dan tidak mengetahuinya.

Peradaban yang semakin maju, disisi lainnya sangat merugikan kemanusiaan, hidup menjadi kompetetif kian tidak mengenal kompromi, hidup ini menjadi belantara para singa dan banteng yang siap saling melukai, oleh karena itu setiap orang memerlukan jiwa yang sehat agar tidak semakin terfokus ke naluri survival yang berlebihan, supaya jangan kehilangan harkat kemanusiaannya. Manusia perlu menyehatkan jiwanya, jika tidak maka hidupnya menjadi tidak berarti dan hanya dipenuhi kesedihan dan kesengsaraan.

Caisa atau roh catur adalah permainan yang membentuk jiwa seseorang, membangun struktur kesadaran pada memikirkan dan memutuskan, meletakkan dengan jelas pemisahan antara subyek dan obyek, bahwa manusia adalah subyek yang menentukan buah mana yang harus mati atau hidup, catur demikian pula tujuan hanya obyek yang diatur.
Pada tingkatan paling tinggi, catur membiasakan seseorang untuk mengenali, benar dan keliru, baik dan buruk pada pikirannya sendiri, menepis semua nafsu, membuangnya jauh dari pilihan serta mengantikannya dengan analisa sehat dan logis.
Dititik inilah catur menyehatkan jiwa seseorang.
Catur adalah pencarian yang sungguh-sungguh terhadap paling benar, mentaatinya dengan konsekwen sebagai pilihan, bukankah hidup pun seperti itu?
Jika jiwa berada dalam kondisi sehat, mampu berpikir baik dan menemukan yang benar, serta memiliki keteguhan hati untuk selalu menurutinya tanpa pamrih dan usaha mendebat nurani., maka hidup pastilah tidak akan bermasalah disemua aspeknya.

Tapi kita semua juga harus jujur, catur juga bisa menjadi buruk, kerapkali kita rendahkan sendiri, disalahgunakan dan didevaluasi karena pengaruh eros atau tujuan membahagiakan diri yang tidak terkontrol dan mendominasi pikiran, maka ada saja orang yang menghalalkan cara dalam bermain sehari-hari ataupun dalam kompetisi.
Tidak perlu malu untuk kita akui fenomena "jual beli" point, saling membantu diantara teman sedaerah dalam suatu seleksi, kita benarkan atas nama "akal sehat" padahal itu adalah menipu diri sendiri, menghilangkan kesakralan dan hakikat dari pengetahuan luhur catur.
Pada permainan sehari-hari ditempat orang catur berkumpul, bertaruh adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi, saya menyetujuinya sebagai bentuk hukuman bagi yang kalah, agar bertanggung jawab dan tidak sembarangan melangkah, tapi jika uang taruhannya sudah menjadi faktor yang lebih utama dari permainan caturnya, ketika itu hilanglah permainan, mengapa tidak berjudi tebak-tebakan saja?.
Catur itu indah, nilai filsafatnya tidak lebih rendah dari karya-karya seni utama dunia seperti, hamlet pangeran denmark atau lukisan monalisa.
Sebagai pecatur kita wajib menghargai diri sendiri dengan menempatkan catur dikedudukan sebenarnya di hati, pikiran dan tindakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline