Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Kita Berjuang Seperti Kartini?

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334978852273475222

Setiap tanggal 21 April, selalu diperingati hari yang bersejarah untuk kaum wanita. Yaitu, hari kartini. 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, pertama kalinya Raden Adjeng Kartini dilahirkan. Beliau adalah seorang tokoh perempuan Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita. Salah satu bukti nyata perjuangannya dalam mengentaskan kebodohan adalah dengan mendirikan Sekolah Kartini oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.Perjuangannya tersebut sudah selayaknya jadi motivasi bagi generasi selanjutnya untuk membangun pendidikan yang lebih baik.

Sehingga tokoh pendidikan saat ini tidak hanya di hiasi oleh kaum adam saja. Sudah selayaknya kaum hawa menunjukan taringnya sebagai bukti jika semangat Kartini yang melekat pada perempuan-perempuan Indonesia terwariskan dengan baik.

Gairah emansipasi yang dikobarkan Kartini membuat wanita indonesia saat ini dapat menduduki jabatan terhormat di tengah-tengah kaum adam.Saat ini, wanita indonesia sudah mendapat kedudukan yang sama dalam beberapa hal.Baik pada bidang pendidikan, ekonomi maupun politik.

Kita bisa melihat kemajuan yang amat pesat yang dialami wanita. Kemudian apa yang harus dilakukan wanita saat ini untuk menjaga perjuangan Kartini?

Sebagai seorang wanita, yang perlu dilakukan adalah menjaga dan mengembangkan apa yang telah diperjuangkan oleh Kartini. Khususnya tentang pendidikan, yang menghantarkan munculnya emansipasi wanita.

Karakter yang harus dimiliki Kartini masa depan selanjutnya adalah memahami perannya sebagai Ibu. Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan anak. Peran ini sangat vital jika dihubungkan dengan kualitas generasi bangsa. Anak-anak yang tumbuh dan dididik oleh seorang ibu yang baik akan memiliki kualitas hebat. Anak-anak ini kelak yang akan menjadi tulang punggung kemajuan bangsa.

Dapat disimpulkan bahwa di masa depan, kita membutuhkan wanita-wanita dengan karakter cerdas, santun dan keibuan. Wanita dengan karakter-karakter tersebut akan berperan sebagai penjamin kualitas generasi bangsa. Melalui inilah wanita akan menjadi Kartini masa depan, membawa perubahan menuju kemajuan dan kemakmuran. Peranan ibu atau wanita di rumah tangga dalam mendidik budi pekerti adalah sebuah kontribusi besar dalam pembangunan karakter bangsa.

Saat ini tampak ironi, kaum hawa hampir semua meninggalkan pos utamanya. Pembinaan putra-putri lebih dipercayakan kepada didikan sang baby sister, sehingga pembinaan mental terhadap putra-putrinya hanya melihat figur sang baby sister yang seharian menemaninya. Bisa jadi inilah sebenarnya kehancuran hawa yang mulai tergeser meninggalkan pos utama yaitu mendidik penerus bangsa. Semoga kita bisa merenungkan hal tersebut. Sehingga kita bisa menjadi penerus perjuangan Kartini yang sesungguhnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline