Lihat ke Halaman Asli

Kuberi nama dia......

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masihkan kita harus bertanya...
untuk apa manusia hidup di dunia
kenapa cabe berwarna merah delima
mengapa tercipta khayal dan nyata...

Masihkah kau pelihara ragumu....
akan ke-Esa an Tuhanmu
akan kebesaran Penciptamu
akan ke Rasulan Nabi mu...

Jika itu yang terlintas
dan akalmu melayang tanpa batas
hati dan nuranimu coba meretas batas
aku hanya mampu berdiri memandangmu di tapal batas...

Takkan kuijinkan akalku melayang dalam khayal
takkan kubiarkan nalarku melampaui tapal
karena Ayat Tuhanku bukan sekedar rapal...
bukan juga sekedar untuk dirapal

Aku yakin, bukan karena akalku atau nalarku
Tiang Agamaku adalah Shalatku, bukan celotehku atau hujatmu atas Agamaku
Ke-Islamanku hanya karena imanku, bukan candaku atau selorohmu
Keyakinanku tumbuh subur dalam darah dan hatiku, bukan dimulutku..tulisanku.. maupun akal nalarku..

Akal dan nalarku terbatas....
tak rela kubawa lewati tapal batas... bersama mereka kaum begejil
kuanggap satir dan hujat mereka... dendang nyanyian cacing anil...
dan kutulis aksara nama mereka dalam bahasa kataku atas akalnya... Surobawuk...

......Salam Sableng......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline