Lihat ke Halaman Asli

Mungkin Pagiku Tak Seindah Pagimu

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awan berarak tersibak bayu berhembus
Ketika cahaya mentari perlahan menerobos
diantara sela-sela sekat nirwana
yang harusnya membawa hangat bagi semesta..

Pun, ketika Kabut senja perlahan berarak..
mengejar serpihan mentari di kaki langit
Diatas sana cakrawala kian benderang bertabur bintang
Cantik.. indah berkilau meski nyatanya tak mampu kuraih apalagi kugenggam

Tertatih ku telusuri pijakan bayu menyeberangi prahara hatiku
Lewati pagi hingga Waktu senja akan segera merapati malam berbingkai bintang
dan.. kembali diantara helaan nafas kuhabiskan malam..
Menjemput pagi yg kuharap mampu memberi hangat
Meski hanya dalam secangkir kopi pagi yang pahit pekat
Manis tersaji senyummu memikat..

Ada hampa menatap perih
Pagiku mungkin tak seindah pagimu...
Namun putaran roda waktu harus terus memberi arti
Bergerak mencari kesimbangan, bawa pada kedamaian sejati..
Andai masih bisa ku berharap, jangan terburu pergi...
Tanpa mu pagiku sunyi, tanpamu senjaku..sepi..
Kuatkan jiwa yang melara pada cinta yang sempurna,
Sang Khaliq.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline