Lihat ke Halaman Asli

Jebakan Jokowi "Gagal" untuk Dahlan Iskan

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi memang terakui ketenarannya di media, berbagai lembaga survey menempatkannya sebagai pemenang. Bahkan di kompasiana ini pendukungnya amat loyal dan mayoritas.

Namun sebagai posisi teratas tidak membuat Jokowi leyeh leyeh dan puas apalah artinya kalau hanya juara survey namun kesaktian masih kalah.

Berangkat dari sini di cobalah kesaktian yang telah lama beliau pelajari untuk mencoba seberapa sakti lawan lawan yang nantinya akan dia hadapi.
Terlebih saat ini media siap mendukung habis habisan.

Lawan uci coba pun di pilih dan di benturkan mana yang lebih kuat.
Dalam beberapa uji kekuatan memang sudah tidak terhitung yang terjungkal dari kesaktian gubernur DKI ini mulai dari sekelas lurah, mentri dalam negeri, profesor senior bahkan tidak tanggung tanggung presiden SBY pun tak luput dari percobaan, namun untuk presiden sby entah alasan apa jokowi terkesan "minta maaf" dan mengalihkan ke ahok untuk mewakilinya.

Serangan demi serangan untuk membuktikan kehebatan Jokowi terus di bangun, jebakan di buat agar lawan membuka jurus terlebih dahulu.

Lawan berikutnya ternyata sulit di jebak dan tidak mudah terprofokasi,entah karena jokowi tidak tahan atau ingin sesegera mungkin kesaktiannya di akui Jokowi mulai memasang perangkap untuk lawan yang begitu menghormatinya..."Dahlan Iskan".

Dari dua kejadian ini kalau Dahlan menjadi posisi Jokowi tentu sudah di benturkan dan di goreng habis habisan.

1. Sewaktu ada warga Dki yang meninggal terkena listrik.."Ini PLN harus tanggung jawap".

2. Kemarin...secara tidak langsung Jokowi mengeluhkan kondisi bandara Sukarno Hata bersama tamu negara.

Jebakan itu hanyalah umpan yang dia lempar untuk Dahlan siapa tau mengenai sasaran.

Bukan Dahlan Iskan tidak tahu dan tidak merasa tentunya namun beliau tidak ingin menanggapi dan perang terbuka untuk ambisi media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline