Aku melihat (diri)ku yang lain di sudut ruang... Tatapannya seperti lautan yang mengamuk, dengan gigihnya terus berusaha tenggelamkan kapalku dengan caranya,
aku tersudut...
Tersembunyi, namun sempit...
Bebas, namun terbelenggu...
Di antara pergerakan semuanya membatu...
Ia menghampiriku dengan nyalang! Menagih janji yang tak pernah terucap Melontarkan caci maki yang tak kupahami, sebelum kemudian lenyap dari hadap(an)ku Berpendar dalam warna-warni cahya: merah hijau biru dan... Hitam!
Meninggalkanku di antara ketiadaan
Perlahan kusingkap tirai nalarku songsong bianglala pagi
Berharap semua pergi
Bersama Aku yang tadi.... (Di saat waktu bukan lagi sebuah waktu, 15.45)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H