Lihat ke Halaman Asli

Mas

yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal

Hari Ini 6 Tahun Lalu, Jessica dan "Kopi Maut" Mirna di Kafe Olivier

Diperbarui: 2 Januari 2022   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

conanianscanlation.com

Enam tahun setelah kematian Mirna ini sangat mirip dengan cerita komik Detective Conan seri ke-26, karangan Gosho Aoyama, sebuah adegan pelaku pembunuhan dengan menggunakan sianida. 

Dalam komik tersebut diceritakan bahwa sang tokoh utama dalam serial detektif ini, Conan Edogawa atau Shinichi Kudo sedang menonton pertunjukan drama. Namun, tiba-tiba semua dikejutkan dengan salah satu penonton yang jatuh dari tempat duduknya dan menggelepar ke lantai dengan mulut berbusa. 

Dari hasil penyelidikan polisi, ternyata korban yang bernama Kohei Kamata (27 tahun, seumuran dengan Mirna) ini meninggal karena racun kalium sianida. Kohei datang ke pertunjukan drama ini bersama tiga orang temannya. Sebelum meninggal, Kohei ternyata meminum es cola yang dibelikan oleh salah satu temannya, Mai Kogami.

Selain itu, berkembang juga spekulasi yang mengaitkan kasus ini dengan sosok Agatha Christie, yang menempatkan dirinya sebagai Hercule Poirot, detektif berkebangsaan Belgia. Atau mungkin ia memilih menjadi Jane Marple.

 Berbeda dari Poirot yang profesional, Marple, perempuan setengah baya asal Inggris, merupakan detektif amatir yang lebih sering bekerja berdasarkan intuisi perempuan. 

Dan memang, kasus-kasus yang ditangani dan dipecahkan Miss Marple, demikian sapaannya, pada umumnya terkait dengan perempuan dan persoalan-persoalan kewanitaan, dan karena itu pula, barangkali, ia lebih cocok dipilih Agatha Christie untuk kasus kematian Wayan Mirna Salihin.

Atau, barangkali  Truman Capote mengulang keberhasilan In Cold Blood. Capote menuliskan novel nonfiksi ini berdasarkan satu kasus pembunuhan di Holcomb, Kansas, lalu mengikutinya secara terus-menerus sejak penangkapan dua pelaku, Richard Hickock dan Perry Smith, pada 30 Desember 1959 hingga mereka dihukum gantung 14 April 1965.

Hari yang mengerikan itu, sangat menggoda untuk melihat ke belakang dan membayangkan bahwa kita sebenarnya dapat melihat ke belakang. Membayangkan bahwa apa yang terjadi pada 6 Januari 2016,Indonesia digegerkan kabar kematian perempuan bernama Wayan Mirna Salihin. 

Ia adalah seorang desainer grafis, putri dari pengusaha Edi Darmawan Salihin dan Ni Ketut Sianty dan memiliki saudara kembar bernama Sendy Salihin. Ia merampungkan studi Jubilee School Jakarta, Mirna kemudian pindah untuk melanjutkan studinya dan bekerja di Australia sejak tahun 2005. Ia tercatat telah menikah dengan Arief Soemarko di Bali pada November 2015.

Namun, Mirna berusia 27 tahun usai menenggak kopi berisi racun sianida, menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam perjalanan ke RS Abdi Waluyo sekitar pukul 18.00 WIB. 

Wafatnya Mirna menyita perhatian publik selama sekitar 10 bulan setelah diketahui kasus itu bukan sekadar kematian biasa, melainkan pembunuhan berencana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline