Lihat ke Halaman Asli

RIZKI AZKIA

Mahasiswa

Mutualisme Menjadi Konsep Penting Hubungan Mitra di Dunia Industri

Diperbarui: 16 Januari 2023   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

    Kali ini Mahasiswa Sosiologi Fisip Universitas Muhammadiyah Malang akan memberikan sepercik opini  mengenai bagaimana hubungan antara induk industri dengan anak industri dalam proses pendistribusian di salah satu daerah di Jawa Timur. Mahasiswa tersebut terdiri dari Alya diftasya, Hidayatur Rohmah dan Rizki Azkia. 

     

     Dunia industri pasti memiliki hubungan yang erat antara pemilik dengan pekerja, pekerja dengan pekerja atau industri dengan industri. Pada hubungan ini banyak terjadi dinamika sosial  antara pemilik dan pekerja bahkan antara pekerja dan pekerja. Hubungan ini tak jarang bisa menimbulkan konflik diantara satu sama lain  yang ditimbulkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Seiring berjalannya waktu dalam dunia bisnis sangat sulit untuk menghilangkan diri dari masalah atau konflik baik dalam lingkup skala kecil, menengah atau besar. Konflik adalah salah satu interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok karena adanya perbedaan pendapat, keinginan, tujuan dan sebagainya. Lalu apa yang menjadi faktor utama terjadinya konflik dalam dunia industri saat ini? 

Keinginan untuk selalu unggul dan mendapatkan laba sebesar-besarnya menjadi salah satu alasan timbulnya konflik dalam sebuah kelompok khususnya dalam lingkup hubungan industrial. Hubungan Industrial merupakan hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam usaha produksi baik dari pengusaha atau buruh dan pemerintah yang sesuai dengan aturan UU 1945. Relasi yang dilakukan oleh sebuah industri memiliki keberagaman salah satunya dalam proses pendistribusian hasil produksinya. Pendistribusian barang menjadi unsur pokok penting dalam sistem dunia  industri setelah adanya proses produksi. 

Menjalin mitra dalam dunia industri sangat diperlukannya perjanjian secara tertulis untuk mengantisipasi adanya kecurangan antar pihak. Suatu kelompok akan menjadi kesatuan yang baik apabila didalamnya terjalin hubungan yang baik satu sama lainnya. Namun tak jarang suatu kelompok tak mengalami konflik selama menjalin hubungan. Adanya konflik dapat membuat suatu hubungan atau kelompok renggang bahkan terpecah karena salah satu pihak merasa dirugikan.

Konflik yang terjadi membuat hubungan menjadi disharmonis, namun tak selamanya konflik menjadi suatu hal yang dikhawatirkan. Bisa saja konflik yang terjadi merupakan suatu proses perkembangan untuk meningkatkan entitas usaha. Konflik dapat membuat individu atau kelompok menjadi lebih dewasa dalam menanggapi tantangan-tantangan yang ada.  Konflik tak selamanya mengandung nilai yang negatif, terjadinya konflik ini dapat dijadikan nilai positif sebagai pertahanan dan adaptasi kelompok, interaksi dalam kehidupan sosial. Menurut Coser konflik itu bersifat fungsional (baik) serta bersifat disfungsional (buruk) bagi korelasi-korelasi serta struktur-struktur yang tidak terangkum pada sistem sosial sebagai suatu keseluruhan.

Setiap hubungan pasti akan mengalami suatu konflik seperti hubungan yang terjadi antara induk industri dengan anak industri di sebuah salah satu kawasan daerah kabupaten malang yang berjalan kurang baik. Hal tersebut berbeda dengan hubungan internal dari home industri itu sendiri dikarenakan relasi yang terjalin antara keduanya tidak saling memberikan manfaat dan hanya menguntungkan salah satu pihak. Dampak yang diakibatkan dari kegiatan tersebut yaitu menurunnya pemasukan anak industri karena terbengkalainya hasil produksi yang tertahan di induk industri dalam proses pendistribusian. Hal tersebut membuat pemilik home industri merasa geram dan ingin segera memutus hubungan kerja sama yang terjadi antara keduanya. Namun, hubungan yang terjadi dalam sebuah industri memanglah berkaitan erat dengan kepentingan pekerja dan pengusaha yang berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat dan terjadi konflik.

Kurangnya pemasukan membuat home industri terkendala dalam memutar modal usaha mereka. Keuntungan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan modal yang lebih besar membuat home industri merasa dirugikan. Modal yang tak sesuai dengan keuntungan ini membuat pemilik home industri khawatir akan home industri-nya. Konflik yang terjadi membuat kegiatan industri tidak berjalan dengan lancar.

Adanya konflik ini menjadikan pengusaha home industri harus memikirkan strategi yang dapat mempertahankan home industrinya. Meskipun memiliki pertentangan dengan aturan  yang ada namun dengan memilih strategi yang baik home industri dapat melakukan kegiatan industri dengan lancar. Demi kelancaran proses kegiatan produksi, pemilik biasanya melakukan penjualan di luar hubungannya dengan induk industrinya (mitra). Pendistribusian diluar hubungan ini memiliki pertentangan dari pihak Induk industri. Strategi ini bisa dipilih oleh pemilik home industri untuk meningkatkan kegiatannya agar pemasukan tetap ada. Jika hanya mengandalkan induk industri untuk memutar pemasukan yang ada, maka akan membuat home industri akan stuck dan tidak memiliki pemasukan yang stabil. Langkah ini memang bukan termasuk langkah yang mudah apalagi jika induk industri dengan anak industri memiliki hubungan yang cenderung tidak baik-baik saja, tapi dengan mengambil langkah ini justru membuat roda pemasukan anak industri bisa kembali stabil dan tidak adanya ketergantungan terhadap induk industri.

Oleh karena itu, hubungan timbal balik  (mutualisme) yang terjadi dalam induk industri dengan anak industri sangat penting untuk menciptakannya rasa percaya dalam bermitra. Pada kasus ini sudah terlihat bagaimana rasa ketidakpercayaan anak industri dengan induk industri dalam pendistribusian barang dan masalah upah yang di dapat. konflik yang ditimbulkan dalam hal ini bisa saja sering terjadi di dunia kemitraan dalam industri yang mematahkan kepercayaan saat bermitra di industri. Dengan demikian tumbuhnya rasa kepercayaan antar mitra dalam berindustri menjadi pondasi utama terciptanya hubungan yang saling menguntungkan satu sama lainnya dalam hal sosial, ekonomi dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline